Cameron R. Hume | |
---|---|
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia | |
Masa jabatan 30 Mei 2007 – Juli 2010 | |
Presiden | George W. Bush |
Duta Besar Amerika Serikat untuk Sudan | |
Masa jabatan Oktober 2005 – Mei 2007 | |
Presiden | George W. Bush |
Pendahulu John Limbert Pengganti Alberto Fernandez | |
Duta Besar Amerika Serikat untuk Afrika Selatan | |
Masa jabatan 5 November 2001 – 28 Juli 2004 | |
Presiden | George W. Bush |
Pendahulu Delano Lewis Pengganti Jendayi Elizabeth Frazer | |
Duta Besar Amerika Serikat untuk Aljazair | |
Masa jabatan 10 November 1997 – 13 September 2000 | |
Presiden | Bill Clinton |
Pendahulu Ronald E. Neumann Pengganti Janet A. Sanderson | |
Informasi pribadi | |
Profesi | Diplomat, Duta Besar Karier |
Sunting kotak info • L • B |
Cameron R. Hume (lahir 1947) adalah Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia yang menjabat pada 1 Agustus 2007 sampai Juli 2010.
Hume adalah anggota United States Foreign Service dengan pangkat Menteri Karier. Tugas-tugas pertamanya bertempat di Italia, Tunisia, Suriah, Lebanon, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan Tahta Suci.
Ia pernah menjabat sebagai Duta Besar untuk Aljazair dan Afrika Selatan, serta Chargé d'Affaires untuk Sudan. Ketika menjadi Duta Besar untuk Indonesia, ia memanfaatkan lautan, perubahan iklim, dan pendidikan sebagai bagian diplomasi "kekuatan lembut" Amerika Serikat.[1]
Ia telah menerbitkan tiga buku (The United Nations, Iran and Iraq: How Peacemaking Changed (1994), Ending Mozambique's War (1994), dan Mission to Algiers: Diplomacy by Engagement (2006)) dan sejumlah artikel tentang kebijakan luar negeri. Ia merupakan anggota sejawat atau ahli tamu di Council on Foreign Relations, Harvard University Center for International Affairs, dan United States Institute of Peace. Ia adalah seorang pengacara dan diizinkan buka praktik di New York dan District of Columbia.
Ia menguasai bahasa Arab, Prancis, dan Italia.
Sejak meninggalkan jabatannya sebagai Duta Besar pada tahun 2010, Hume menjadi konsultan bagi beberapa pihak berkepentingan di Indonesia,[butuh rujukan] termasuk Sinarmas Group. Keterlibatannya di Sinarmas, yang mengangkatnya menjadi penasihat kurang dari empat bulan setelah berhenti menjabat sebagai duta besar, memunculkan kritik dari para pencinta lingkungan[2] yang menyalahkan perusahaan-perusahaan Sinarmas Group atas deforestasi di Indonesia. Ia menyelesaikan pertentangan antara Greenpeace dan anak perusahaan Sinarmas, Golden Agri-Resources, pada Februari 2011 dan perusahaan tersebut berjanji mengurangi praktik-praktik yang merusak hutan.[3]