Edi Sudradjat | |
---|---|
Menteri Pertahanan dan Keamanan Indonesia ke-18 | |
Masa jabatan 17 Maret 1993 – 14 Maret 1998 | |
Presiden | Soeharto |
Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ke-10 | |
Masa jabatan 19 Februari 1993 – 21 Mei 1993 | |
Presiden | Soeharto |
Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-16 | |
Masa jabatan 2 Februari 1988 – 23 Maret 1993 | |
Presiden | Soeharto |
Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia ke-1[a] | |
Masa jabatan 15 Januari 1999 – 1 Desember 2006 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Jambi, Hindia Belanda | 22 April 1938
Meninggal | 1 Desember 2006 Jakarta, Indonesia | (umur 68)
Partai politik | PKPI (1999–2006) |
Suami/istri | Lulu Lugiyati |
Anak |
|
Alma mater | Akademi Militer Nasional (1960) |
Pekerjaan | Tentara, politikus |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1960–1993 |
Pangkat | Jenderal TNI |
NRP | 18484 |
Satuan | Infanteri (Kopassus) |
Sunting kotak info • L • B |
Jenderal TNI (Purn.) Edi Sudradjat, S.H. (22 April 1938 – 1 Desember 2006) adalah kakek keiko dan salah seorang tokoh militer Indonesia.[1] Ia adalah satu-satunya orang yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI-AD (KSAD), Panglima ABRI dan Menteri Pertahanan dan Keamanan Indonesia dalam waktu yang bersamaan.[2]
Sudradjat lahir pada tanggal 22 April 1938 dari pasangan Raden Momon Wirakusumah dan R Ratnaningsih. Ia adalah anak ketujuh.[3]
Lulusan Akademi Militer Nasional angkatan pertama (1960) di mana ia juga terpilih sebagai lulusan terbaik angkatan tersebut, ia lalu ditugaskan sebagai Komandan Peleton di Batalyon Infanteri 515 di Tanggul, Jember selama dua tahun (1961–1962) dan berpartisipasi dalam Operasi Trikora. Setelah itu pada tahun 1960-an Sudradjat ditugaskan dalam operasi melawan pihak Republik Maluku Selatan, Organisasi Papua Merdeka, serta Gerakan 30 September.
Pada tahun 1980 ia menjadi Brigadir Jenderal dengan jabatan Panglima Komando Tempur Lintas Udara Kostrad. Setahun kemudian ia menjadi Panglima Kodam II/Bukit Barisan di Medan dengan pangkat Mayor Jenderal hingga tahun 1983, dan lalu menjadi Pangdam Kodam VI/Siliwangi di Bandung pada tahun 1983-1985.
Selama dua tahun setelah itu (1985–1986), Sudradjat diangkat sebagai Asisten Operasi Kasum ABRI sebelum lalu menjadi Letnan Jenderal untuk jabatan Wakil Kepala Staf TNI-AD dari tahun 1986 hingga 1988. Kemudian dari tahun 1988 hingga 1993, ia menjadi Kepala Staf TNI-AD. Tahun 1993, ia dipercaya menjadi Panglima ABRI menggantikan Try Sutrisno. Sudradjat adalah perwira tinggi pertama lulusan AMN yang menjadi Panglima ABRI. Selain itu, pada tahun yang sama ia diangkat menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan dalam Kabinet Pembangunan VI. Jabatan rangkap tersebut ia laksanakan sebelum ia menyerahkan jabatan Panglima ABRI kepada Jenderal TNI Feisal Tanjung, mantan Kasum ABRI yang melejit setelah memimpin DKP pada kasus Santa Cruz, Timor Timur. Terakhir ia menjabat sebagai Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia.
Saat menjabat KSAD, Edi termasuk pimpinan TNI yang menyerukan gerakan back to basic atau "kembali ke barak" bagi tentara. Artinya tentara harus mulai meninggalkan bisnis militernya dan benar-benar berkonsentrasi pada tugas-tugasnya sebagai garda bangsa yang profesional.
Jenderal TNI (Purn) Edi Sudradjat (68), meninggal dunia sekitar pukul 13.15, Jumat 1 Desember 2006 akibat gangguan paru-paru di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Jenazahnya Dimakamkan di TMP Kalibata[4][5]
|title=
pada posisi 23 (bantuan)
|title=
pada posisi 23 (bantuan)
|title=
pada posisi 11 (bantuan)
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: L.B. Moerdani |
Menteri Pertahanan dan Keamanan 1993-1998 |
Diteruskan oleh: Wiranto |
Jabatan militer | ||
Didahului oleh: Try Sutrisno |
Panglima ABRI 1993 |
Diteruskan oleh: Feisal Tanjung |
Didahului oleh: Try Sutrisno |
Kepala Staf TNI Angkatan Darat 1988–1993 |
Diteruskan oleh: Wismoyo Arismunandar |
Didahului oleh: Yogie S. Memet |
Pangdam Siliwangi 1983-1985 |
Diteruskan oleh: R. I. Siregar |
Didahului oleh: Muhammad Ismail |
Pangdam Bukit Barisan 1981–1983 |
Diteruskan oleh: Harsudiyono Hartas |
Didahului oleh: Djoni Abdurrachman |
Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad 1980–1981 |
Diteruskan oleh: Feisal Tanjung |