Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini. .mw-parser-output .hidden-begin{box-sizing:border-box;width:100%;padding:5px;border:none;font-size:95%}.mw-parser-output .hidden-title{font-weight:bold;line-height:1.6;text-align:left}.mw-parser-output .hidden-content{text-align:left}Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan. Mengganti markah HTML dengan markah wiki bila dimungkinkan. Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari. Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini. Susun header artikel ini sesuai dengan pedoman tata letak. Tambahkan kotak info bila jenis artikel memungkinkan. Hapus tag/templat ini.

Jawada merupakan salah satu cemilan khas Kupang. Biasanya jawada disajikan ketika terdapat upacara adat. Bentuk jawada cukup unik, yakni mirip sekali dengan rambut. Jawada memiliki cita rasa yang khas dengan perpaduan dari olahan tepung, gula merah, santen dan juga air nira yang digoreng, sehingga olahan dari semua bahan tersebut menghasilkan cemilan khas yang renyah dan gurih.[1]

Cara Pembuatan

Jawada dibuat dari campuran tepung beras, gula aren, santan, air nira, garam, dan minyak. Adonan ini kemudian digoreng dalam minyak panas dengan menggunakan batok kelapa yang telah dilubangi atau kaleng yang berlubang kecil-kecil untuk membentuk tekstur seperti rambut.[2]

Proses pembuatan Jawada cukup sederhana, tetapi membutuhkan waktu dan ketelitian. Hasilnya adalah camilan yang renyah dan lezat, serta dapat bertahan lama jika disimpan dalam stoples yang kedap udara. Karena keunikannya dan proses pembuatannya yang khas, Jawada menjadi camilan yang sulit ditemukan di daerah lain di Indonesia[2].

Referensi

  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-29. Diakses tanggal 2020-05-29. 
  2. ^ a b Kristian, Yulius Dwi (2014-08-02). "Jawada - Flores - Nusa Tenggara Timur". budaya indonesia. Diakses tanggal 2024-02-03.