Kabupaten Tanah Bumbu
Transkripsi bahasa daerah
 • Jawi Banjarكابوڤاتين تانه بومبو
Lambang resmi Kabupaten Tanah Bumbu
Motto: 
Bersujud
artinya: Bersih, jujur, dan adil
Peta
Peta
Kabupaten Tanah Bumbu di Kalimantan
Kabupaten Tanah Bumbu
Kabupaten Tanah Bumbu
Peta
Kabupaten Tanah Bumbu di Indonesia
Kabupaten Tanah Bumbu
Kabupaten Tanah Bumbu
Kabupaten Tanah Bumbu (Indonesia)
Koordinat: 3°29′01″S 115°56′53″E / 3.48363391°S 115.9479384°E / -3.48363391; 115.9479384
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Selatan
Tanggal berdiri20 Maret 2002
Dasar hukumUU No. 2 Tahun 2002
Hari jadi08 April 2003 (umur 21)
Ibu kotaBatulicin
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 12
  • Kelurahan: 5
  • Desa: 152
Pemerintahan
 • BupatiZairullah Azhar
 • Wakil BupatiMuhammad Rusli
 • Sekretaris DaerahAmbo Sakka
Luas
 • Total5.066,96 km2 (1,956,36 sq mi)
Populasi
 (31 Desember 2023)[1]
 • Total346.336
 • Kepadatan68/km2 (180/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 94,87% Islam
  • 2,39% Hindu
  • 0,11% Kepercayaan
  • 0,03% Buddha
  • 0,01% Konghucu[1]
 • IPMKenaikan 73,86 (2023)
 tinggi [2]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
6310 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 518
Pelat kendaraanDA xxxx Z**
Kode Kemendagri63.10 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 491.426.287.000,- (2020)
Situs webwww.tanahbumbukab.go.id


Kabupaten Tanah Bumbu adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Sebelumnya kabupaten ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Kotabaru. Secara historis semula dinamakan Daerah Tingkat II Persiapan Tanah Bumbu Selatan.[3] Kabupaten ini memiliki luas wilayah 5.066,96 km² dan jumlah penduduk sebanyak 267.913 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010), dan pada akhir tahun 2023, jumlah penduduk Tanah Bumbu berjumlah 346.336 jiwa.[1]

Ibu kotanya adalah kecamatan Batulicin, pusat pemerintahan kabupaten berada di kelurahan Gunung Tinggi yang dulunya bernama desa Pondok Butun. Adapun yang menjadi sentra kegiatan usaha dan ekonomi adalah kecamatan Simpang Empat, yang dulunya merupakan bagian dari Kecamatan Batulicin.

Kabupaten Tanah Bumbu merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Kotabaru yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2003 tanggal 8 April 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan undang-undang tersebut, Kabupaten Tanah Bumbu selalu merayakan hari jadinya pada tanggal 8 April setiap tahunnya. Nama historis yang pernah digunakan untuk menyebut daerah kabupaten ini adalah Tanah Koesan - 1879.[4]

Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Sebelum Tahun 1888

[sunting | sunting sumber]

Pada mulanya Tanah Boemboe adalah nama kolektif dari sebuah wilayah yang terdiri dari kerajaan Tjangtoeng dengan Boentar-laut, Bangkala-an, Sampanahan, Menoenggoel dan Tjengal. Ini terletak di pantai timur Kalimantan, memanjang dari Tjandjong Aroe (titik berbatu), pada 2° 7 ° 2. br., dan 116° 48' 0. L., ke sungai Serongga pada 3° 2' 2 br ., dan dibatasi), di utara, oleh Pasir, di timur, oleh Selat Makassar, di selatan, oleh Kussan, — dan di barat, oleh Bandjarmasin, yang dipisahkan oleh pegunungan Beratus atau Meratus.[5]

Tahun 1888

[sunting | sunting sumber]

Poeloe Laut sejak tahun 1888 secara administratif dihitung sebagai milik wilayah Tanah Boemboelands, seperti Batoe Litjin, Pagatan dengan Koesan dan Sebamban; Namun pada awalnya, Tanah Bumbu ini hanya berarti lanskap di sekitar Teluk Kloempang (Tjantoeng, Boentar Laut dan Bangkalaän serta di sekitar Teluk Pamoekan, Sampanahan, Menoengoel dan Tjengal).[6]

Dari perbatasan barat daya dengan Tanah Laut (distrik Satoei) sekarang (sejak tahun 1888) dihitung di bawah Tanah Bumbu:

Dikelola oleh :

  1. Sebamban: Pangeran Sjarif Hasan
  2. Pagatan dan Koesan: Pangeran Mangkoe Boemi Daëng Machmud (akting untuk minoritas raja). TAHUNB. MYW. N. 0. I. 1888, TECHN. GED. 24san
  3. Batoe Litjin: Pangeran Sharif Achmad
  4. Poeloe Laut dan Sebuku: Pangeran Amir Hoesin
  5. Tjanjoeng dan Boentar Laut: Adji Darma
  6. Bangkalaän, Tjengal dan Menoengoel: Adji Mas Rawan
  7. Sampanahan: Pangeran Mangkoe Praboe Djaja

Bentang alam ini, bersama dengan kerajaan Pasir, membentuk divisi terpisah yang disebut: Pasir dan Tanah Boembuland di bawah kendali seorang pengendali yang berbasis di Kota Baroe di Poeloe Laut.

Batas antara negara-negara ini terutama ditentukan oleh daerah tangkapan air di sungai-sungai utama.

Jadi Pagatan dan Kusan menutupi daerah tangkapan air dari sungai dengan nama itu, dan lebih jauh lagi ke wilayah pantai selatan sampai Tanah Laut, dengan pengecualian jalur sempit milik Sebamban.

Bentang alam Batoe Litjin berisi cekungan Sungai Batoe Litjin, sehingga garis pemisah air antara Pagatan dan Koesan dan di utara dengan Sungai Tjantung membentuk batas; Sedangkan di sisi Selat Laut garis batas ini mencapai selat tersebut di sebelah selatan sepanjang sungai kecil Sekoempang dan di sebelah utara sepanjang sungai Saronga.

Tjantoeng disebut daerah Sungai Tjantoeng dan Boentar Laut adalah daerah utara Dewa (Tanjung Dewa), bersama-sama dikendalikan oleh satu kepala yang terletak di Tjantoeng. Bangkalaän berisi daerah tangkapan air sungai Bangkalaän yang menghubungkan di utara dengan daerah tangkapan sungai Sampanahan, membentuk lanskap Sampanahan.

Di sebelah utara Sampanahan terhampar pemandangan Menoengoel, kembali meliputi wilayah Sungai Menoengal, dan terakhir Tjengal yang paling utara, yang selain merupakan daerah tangkapan air Sungai Tjengal yang mengalir ke Teluk Pamoekan. masih memanjang di sepanjang pantai dari Tandjong Merah (seberang Samalantakkan di pintu masuk Teluk Pamukan) sampai ke Tandjong Ares (Tanjung Aru), di mana perbatasan dengan Kerajaan Pasir dimulai.

Tiga lanskap Bankalaän, Menoengoel dan Tjengal berada di bawah satu kepala, yang biasanya berada di Tandjong Batoe di Teluk Kloempang.

Daerah Kabupaten Tanah Bumbu termasuk dalam kawasan Tanah Bumbu yang lebih luas atau wilayah Kalimantan Tenggara. Sejak dahulu kala wilayah tenggara pulau Kalimantan bukanlah daerah tidak bertuan karena daerah ini juga sudah dihuni oleh penduduk asli Kalimantan, menurut Hikayat Banjar penduduknya terdiri orang Satui, orang Laut Pulau, orang Pamukan (Dayak Samihim) dan orang Paser maupun orang-orang Dayak Bukit yang tinggal di pegunungan Meratus. Orang Pamukan dan orang Paser masing-masing memiliki pemerintahan kerajaan sendiri-sendiri.

Di daerah Cantung terdapat sebuah lesung batu (yoni) yang menunjukkan adanya pengaruh agama Hindu memasuki wilayah ini pada zaman dahulu kala. Sebelum terjadinya migrasi suku Bugis ke wilayah ini, seluruh wilayah tenggara Kalimantan di bawah koordinator Adji Tenggal, penguasa Paser yang menjadi bawahan Sultan Banjar IV Mustain-Bilah/Marhum Panembahan. Pada abad ke-17 Sultan Banjar menguasai Kalimantan Tenggara untuk diperintah keturunannya yaitu Pangeran Dipati Tuha dengan nama Kerajaan Tanah Bumbu dengan wilayah awal mulanya meliputi daerah dari Tanjung Aru (batas wilayah Banjar dengan Paser) sampai Tanjung Silat.[butuh rujukan]

Kronologi

[sunting | sunting sumber]

1520-1546

[sunting | sunting sumber]

Pada masa itu daerah Kabupaten Tanah Bumbu termasuk ke dalam wilayah negeri Satui, salah satu negeri yang turut serta mengirim prajurit membantu Pangeran Samudera berperang melawan pamannya Pangeran Tumenggung (Raja Negara Daha terakhir).
Hikayat Banjar dan Kotawaringin menyebutkan:

Hikayat Banjar dan Kotawaringin menyebutkan:

Daerah-daerah yang takluk pada masa Sultan Suryanullah - Sultan Banjarmasin ke-1 disebutkan dalam Hikayat Banjar.[8]

1595-1642

[sunting | sunting sumber]

Naskah Cerita Turunan Raja-raja Banjar dan Kotawaringin (disebut juga Hikayat Banjar 1) menyebutkan:

1660-1700

[sunting | sunting sumber]

1733

[sunting | sunting sumber]

1787

[sunting | sunting sumber]

1788

[sunting | sunting sumber]

1789

[sunting | sunting sumber]

1826

[sunting | sunting sumber]

1844

[sunting | sunting sumber]

1845

[sunting | sunting sumber]

1849

[sunting | sunting sumber]

Geografi

[sunting | sunting sumber]

Secara geografis Kabupaten Tanah Bumbu terletak di antara 2°52’ – 3°47’ Lintang Selatan dan 115°15’ – 116°04’ Bujur Timur. Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah satu kabupaten dari 13(tiga belas) kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan yang terletak persis di ujung tenggara Pulau Kalimantan. Tanah Bumbu memiliki luas wilayah sebesar 5.066,96 km2 (506.696 ha) atau 13,50 persen dari total luas Provinsi Kalimantan Selatan.[15]

Batas Wilayah

[sunting | sunting sumber]

Batas wilayah Kabupaten Tanah Bumbu adalah:

Utara Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Timur Kabupaten Kotabaru
Selatan Laut Jawa
Barat Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Banjar

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Bupati

[sunting | sunting sumber]
No. Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Wakil Bupati
4 Zairullah Azhar 26 Februari 2021[16] Petahana Muhammad Rusli

Dewan Perwakilan

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Tanah Bumbu dalam dua periode terakhir.[17][18]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
PKB 5 Steady 15
Gerindra 5 Kenaikan 16
PDI-P 10 Kenaikan 13
Golkar 3 Kenaikan 16
NasDem 3 Penurunan 11
PKS 1 Steady 11
PPP 2 Penurunan 11
PAN 2 Steady 12
Hanura 3 Penurunan 10
Demokrat 1 Penurunan 10
Jumlah Anggota 35 Steady 35
Jumlah Partai 10 Penurunan 8

Kecamatan

[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Tanah Bumbu terdiri dari 12 kecamatan, 5 kelurahan, dan 144 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 310.309 jiwa dengan luas wilayah 5.006,96 km² dan sebaran penduduk 62 jiwa/km².[19]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Tanah Bumbu, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
63.10.09 Angsana 9 Desa
63.10.01 Batulicin 2 7 Desa
Kelurahan
63.10.07 Karang Bintang 11 Desa
63.10.10 Kuranji 7 Desa
63.10.02 Kusan Hilir 1 34 Desa
Kelurahan
63.10.05 Kusan Hulu 21 Desa
63.10.08 Mantewe 12 Desa
63.10.04 Satui 16 Desa
63.10.06 Simpang Empat 2 10 Desa
Kelurahan
63.10.03 Sungai Loban 17 Desa
TOTAL 5 144

Ekonomi

[sunting | sunting sumber]

Tanah Bumbu memiliki beberapa industri dan perusahaan tambang yang cukup besar, antara lain PT. Arutmin Indonesia Tambang Batulicin dan PT. Arutmin Indonesia Tambang Satui yang berada di bawah manajemen PT. Arutmin Indonesia yang sahamnya sebagian dimiliki Bakrie melalui Bumi Resources. Kemudian perusahaan tambang biji besi antara lain; PT. Yiwan Mining, PT. Meratus Jaya Iron Steel, dan yang baru diresmikan pada awal Juli 2012 yakni PT. Batulicin Steel.

Seni Budaya

[sunting | sunting sumber]
Rumah Adat Tanah Bumbu (Rumah Balai Bini).

Suku bangsa

[sunting | sunting sumber]

Suku bangsa yang ada di daerah ini antara lain:

  1. Suku Banjar
  2. Suku Dayak Bukit
  3. Suku Bugis
  4. Suku Makassar
  5. Suku Mandar
  6. Suku Jawa
  7. Suku Bali
  8. Suku Sunda
  9. Suku Tionghoa-Indonesia
  10. Suku Batak
  11. Suku Sasak

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 13 Maret 2024. 
  2. ^ "[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020), 2021-2023". www.kalsel.bps.go.id. Diakses tanggal 13 Maret 2024. 
  3. ^ (Indonesia) Kalimantan Selatan (Indonesia). Biro Perentjanaan dan Pembangunan (1972). Data daerah Kalimantan Selatan. Kalimantan Selatan (Indonesia). Biro Perentjanaan dan Pembangunan. hlm. 16. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2017-07-22. 
  4. ^ Indonesian History Info. "Administrative sub-divisions in Dutch Borneo, ca 1879". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-05. Diakses tanggal 2012-04-06. 
  5. ^ Schwaner, C.A.L.M. (1851). Historische, geografische en statistieke aanteekeningen betreffende Tanah Boemboe: aangetroffen onder de bij het Gouvernement van Nederlandsch-Indië berustende papieren van C.A.L.M. Schwaner. 1. hlm. 32. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2022-03-27. 
  6. ^ Dutch East Indies. Dienst van den Mijnbouw, Netherlands. Departement van Kolonien (1888). Jaarboek van het mijnwezen in Nederlandsch-Indië (dalam bahasa Belanda). 17. J.G. Stemler. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2022-03-27. 
  7. ^ a b c d e Johannes Jacobus Ras, Hikayat Banjar halaman 350, diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh, Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - Selangor Darul Ehsan, Malaysia 1990.
  8. ^ (Indonesia) Poesponegoro, Marwati Djoened (1992). Sejarah nasional Indonesia: Jaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. PT Balai Pustaka. hlm. 86. ISBN 9794074098. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-11. Diakses tanggal 2016-10-25.  ISBN 978-979-407-409-1
  9. ^ guide2womenleaders (site). "Indonesia Sub-States". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-25. Diakses tanggal 2010-03-17. 
  10. ^ "Situs web Universitas Indonesia" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-01-18. Diakses tanggal 2011-08-10. 
  11. ^ Subiyakto (8 Maret 2008). "Perompakan: Sebuah Realitas Historis Abad XIX di Kalimantan Selatan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-14. Diakses tanggal 2011-07-22. 
  12. ^ Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde. 1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2011-05-27. 
  13. ^ Indonesian History Info (situs). "Tanah Boemboe (atlas)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-25. Diakses tanggal 2011-07-22. 
  14. ^ Google Book. "Staatsblad van Nederlandisch Indië, s.n., 1849". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-24. Diakses tanggal 2011-04-02. 
  15. ^ Pemkab Tanah Bumbu Diakses: 14 Oktober 2009.
  16. ^ Haswar, Andi Muhammad (26-02-2021). Dony Aprian, Dony, ed. "Ini Pesan Pj Gubernur Kalsel Usai Lantik 5 Kepala Daerah Pemenang Pilkada 2020". Kompas.com. Diakses tanggal 16-04-2022. 
  17. ^ Perolehan Kursi DPRD Tanah Bumbu 2014-2019
  18. ^ Perolehan Kursi DPRD Tanah Bumbu 2019-2024
  19. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-19. Diakses tanggal 5 Desember 2018. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]