Ignatius dari Antiokhia, salah satu Bapa Apostolik dan Uskup Antiokhia ketiga, dianggap merupakan murid dari Rasul Yohanes. Dalam perjalanannya menuju kemartirannya di Roma (sekitar tahun 108), Ignatius menulis serangkaian surat yang menjadi contoh dari teologi Kristen akhir abad ke-1 sampai awal abad ke-2.

Kekristenan pada abad ke-2 kebanyakan adalah zaman Bapa-Bapa Apostolik yang menjadi murid-murid dari para rasul Yesus, meskipun ada beberapa rasul seperti Rasul Yohanes yang masih hidup pada abad ke-2 dan Klemens dari Roma yang dikatakan wafat pada akhir abad ke-1. Meskipun gereja Kristen berpusat di Yerusalem pada abad ke-1, kelompok tersebut menjadi terdesentralisasi pada abad ke-2.[1] Abad ke-2 juga adalah masa kemunculan beberapa orang yang kemudian dinyatakan bidah, seperti Marcion, Valentinius, dan Montanus.

Meskipun pemakaian istilah Kristen tercantum dalam kitab Kisah Para Rasul dari pertengahan abad ke-1, pemakaian tercatat terawal dari istilah Kekristenan (Yunani: Χριστιανισμός) adalah oleh Ignatius dari Antiokhia pada sekitar tahun 107 Masehi,[2][3] yang juga dikaitkan dengan modifikasi sabat, penahbisan uskup dan kritik Yudaiser.

Catatan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Langan, The Catholic Tradition (1998), pp.55, 115
  2. ^ Walter Bauer, Greek-English Lexicon
  3. ^ Ignatius of Antioch Letter to the Magnesians 10, Letter to the Romans (Roberts-Donaldson tr., Lightfoot tr., Greek text)

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Bacaan tambahan

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]