Kisah Para Rasul 15 | |
---|---|
![]() Kisah Para Rasul 15:22-24 dalam bahasa Latin (kolom kiri) dan bahasa Yunani (kolom kanan) pada Codex Laudianus, yang ditulis sekitar tahun 550 M. | |
Kitab | Kisah Para Rasul |
Kategori | Sejarah gereja |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Baru |
Urutan dalam Kitab Kristen | 5 |
Kisah Para Rasul 15 (disingkat "Kis 15") adalah pasal kelima belas Kitab Kisah Para Rasul dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Ditulis oleh Lukas, seorang Kristen yang merupakan teman seperjalanan Rasul Paulus.[1][2]
Perjalanan Paulus dan Barnabas ke Yerusalem untuk menghadiri Konsili Yerusalem diyakini terjadi sekitar tahun 48 M.[3]
Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam pasal ini terjadi di beberapa tempat mengikuti perjalanan Saulus (Paulus) dan Barnabas yang berangkat dari Antiokhia ke Yerusalem sampai kembali ke Antiokhia dan memulai perjalanan misi berikutnya di Siria, Kilikia dan Siprus.
Pembagian isi pasal:
Pengenalan Allah akan hati orang bukan Yahudi (yaitu, Kornelius dan keluarganya, dalam Kisah Para Rasul 10) berarti bahwa Ia melihat iman yang menyelamatkan dalam diri mereka. Allah mengesahkan kesungguhan iman mereka
Persoalan yang penting dalam sidang di Yerusalem adalah apakah sunat serta ketaatan kepada hukum Taurat diperlukan untuk keselamatan. Para delegasi berkesimpulan bahwa orang-orang bukan Yahudi diselamatkan karena kasih karunia Tuhan Yesus yang mengampuni dosa mereka serta menjadikan mereka ciptaan baru. Kasih karunia datang kepada seseorang pada saat ia bertobat dan percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Kisah Para Rasul 2:38–39). Tanggapan ini terhadap kasih karunia Allah memungkinkan dia menerima kuasa untuk menjadi anak Allah (Yohanes 1:12).[6]
Referensi silang: Amos 9:11,12
Yakobus menyatakan bahwa misi penebusan Kristus melibatkan baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi. "Pondok Daud yang telah roboh" (lihat Amos 9:11–15) menunjuk kepada sisa bangsa Israel yang selamat dari hukuman Allah.
Paulus bersikeras tidak mau membawa Markus pergi bersama sehingga menimbulkan perpecahan antara Paulus dan Barnabas, tetapi di kemudian hari Paulus berbaikan dengan Yohanes Markus dan dibantu ketika Paulus dipenjara.[14] Dalam suratnya kepada Timotius (2 Timotius 4), Paulus menulis: