Perusahaan perseroan (Persero) | |
Industri | Elektronik |
Pendahulu | Unit Produksi Lembaga Elektroteknika Nasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia |
Didirikan | 7 Oktober 1991 |
Kantor pusat | , Indonesia |
Cabang | Indonesia |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Bobby Rasyidin[1] (Direktur Utama) Muhammad Herindra[1] (Komisaris Utama) |
Produk |
|
Merek | DEFEND ID |
Jasa | show the list |
Pendapatan | 1.23 billion dollars |
Pemilik | persero Indonesia |
Anggota | 230000 |
Karyawan | 801 (2020)[2] |
Anak usaha | PT Pindad PT Dahana PT Dirgantara Indonesia PT PAL Indonesia PT Eltran Indonesia PT Surya Energi Indotama PT Len Railway Systems PT Len Rekaprima Semesta PT Len Telekomunikasi Indonesia |
Situs web | https://www.len.co.id/ |
PT Len Industri (Persero) adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang produksi peralatan elektronik.[3] Perusahaan ini berkantor pusat di Bandung, Jawa Barat serta memiliki beberapa anak usaha di bidang pertahanan, rekayasa, sistem transportasi, energi baru terbarukan, infrastruktur telekomunikasi, dan sistem navigasi. Pada tanggal 12 Januari 2022, pemerintah resmi menunjuk perusahaan ini sebagai induk holding BUMN industri pertahanan, yang beranggotakan Pindad, Dahana, Dirgantara Indonesia, dan PAL Indonesia.[4] Perusahaan ini menggunakan DEFEND ID sebagai identitas dari holding.
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1965 sebagai Lembaga Elektroteknika Nasional (LEN) di bawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. LEN awalnya fokus melakukan penelitian di bidang penyiaran. Pada tahun 1983, LEN mulai merintis sistem persinyalan kereta api, dan dua tahun kemudian, LEN mulai merintis sistem surya rumahan. Pada tahun 1991, LEN resmi dipisah dari LIPI untuk membentuk PT Len Industri (Persero).
Pada tahun 2001, untuk pertama kalinya, sistem interlocking elektromekanik buatan perusahaan ini dipasang di Stasiun Tagogapu, Bandung Barat. Pada tahun 2004, perusahaan ini memproduksi sistem navigasi untuk kapal milik TNI Angkatan Laut dan peluru kendali anti pesawat terbang. Pada tahun 2005, sistem interlocking elektronik buatan Len Industri resmi dioperasikan di Stasiun Slawi, Tegal. Pada tahun yang sama, pemancar TV VHF buatan perusahaan ini juga diekspor ke Malaysia. Pada tahun 2006, Len Industri memasang panel surya untuk ratusan mercusuar di Indonesia. Pada tahun 2007, pemancar TV buatan perusahaan ini diekspor ke Timor Leste.
Pada tahun 2015, Len Industri membangun PLTS pertama di Indonesia, dengan kapasitas 5 MWp di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Sejak 2016 hingga sekarang, perusahaan ini memproduksi sistem persinyalan untuk Kereta Layang (Kalayang) Bandara Soekarno-Hatta, LRT Sumatera Selatan, LRT Jakarta, dan LRT Jabodebek. Perusahaan ini juga mulai memproduksi LenSOLAR, yakni sel surya yang dapat dipasang di atap rumah / pabrik. Perusahaan ini pun mulai mengembangkan radar pertahanan.[5]
Pada tanggal 12 Januari 2022, pemerintah resmi menunjuk PT Len Industri (Persero) sebagai induk holding BUMN industri pertahanan, yang beranggotakan Pindad, Dahana, Dirgantara Indonesia, dan PAL Indonesia.[4] Pindad akan difokuskan memproduksi platform pertahanan darat, Dirgantara Indonesia akan difokuskan memproduksi platform pertahanan udara, PAL Indonesia akan difokuskan memproduksi platform pertahanan laut, sementara Dahana akan difokuskan memproduksi bahan peledak untuk keperluan pertahanan.[6]
Pada tanggal 20 April 2022, Presiden Joko Widodo resmi meluncurkan "DEFEND ID" sebagai identitas dari holding.[7] DEFEND ID pun menargetkan dapat menjadi salah satu dari 50 perusahaan pertahanan terbesar di dunia pada tahun 2024.[8][9][10]
PT Len Industri (Persero) bergerak di bidang industri elektronika pertahanan, sistem transportasi, energi baru terbarukan, dan ICT (Information & Communication Technology) dan sistem navigasi. Perusahaan telah mengembangkan bisnis dan produk-produk dalam bidang elektronika untuk industri dan prasarana, serta telah menunjukkan berbagai pengalaman dalam bidang:
Sebagai induk holding BUMN Industri Pertahanan Defend ID, PT Len Industri (Persero) berhasil memenuhi Imbal Dagang, Kandungan Lokal, dan Offset (IDKLO) dimana keterlibatan Len yang signifikan dalam proses produksi, integrasi, suplai komponen elektronik dan mekanik, pelatihan pemeliharaan, hingga mensuplai perangkat komunikasi radio buatan Len. Hal ini dilakukan untuk memenuhi nilai IDKLO sebagai keterlibatan perusahaan lokal dalam setiap pengadaan alutsista dari vendor asing untuk membangun kemandirian teknologi di bidang pertahanan. Mekanisme ini dapat menjadi role model pengadaan alutsista lainnya
Hingga akhir tahun 2020, pegawai Len Industri berjumlah 536 orang karyawan organik, atau 801 orang karyawan, jika karyawan organik di anak perusahaan ikut dihitung (belum termasuk karyawan kontrak) .[2]
Pada tanggal 12 Januari 2022, pemerintah resmi menunjuk PT Len Industri sebagai induk holding BUMN industri pertahanan, yang beranggotakan Pindad, Dahana, Dirgantara Indonesia, dan PAL Indonesia.[4] Perusahaan ini lalu meluncurkan DEFEND ID sebagai identitas dari holding.
Seiring dengan ditunjuknya PT LEN sebagai induk holding BUMN industri pertahanan, maka pada pada Jumat, 17 Februari 2023, PT LEN meluncurkan logo baru sebagai induk Holding BUMN Industri Pertahanan DEFEND ID. Pengguntingan pita peresmian dilakukan oleh Bobby Rasyidin selaku Direktur Utama PT Len Industri (Persero) dan Dean Arslan selaku perwakilan Komisaris PT Len Industri (Persero) serta peresmian logo melalui face recognition di Grha Len Bandung yang dilakukan oleh dewan Komisaris dan seluruh jajaran Direksi Len, menjadi tanda diresmikannya logo baru Len[11].
Logo baru PT Len Industri (Persero) memiliki nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu:
Badan usaha milik negara Indonesia (daftar) | ||
---|---|---|
Energi dan sumber daya mineral | ||
Industri pengolahan |
| |
Informasi dan telekomunikasi | ||
Jasa keuangan dan asuransi | ||
Jasa profesional, ilmiah, dan teknis | ||
Konstruksi | ||
Aviasi dan pariwisata | ||
Pengadaan air baku | ||
Perdagangan dan agroindustri | ||
Transportasi dan pergudangan | ||