Artikel ini perlu
diwikifikasi agar memenuhi
standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan
bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan
tata letak dari artikel ini.
.mw-parser-output .hidden-begin{box-sizing:border-box;width:100%;padding:5px;border:none;font-size:95%}.mw-parser-output .hidden-title{font-weight:bold;line-height:1.6;text-align:left}.mw-parser-output .hidden-content{text-align:left}Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
Mengganti
markah HTML dengan
markah wiki bila dimungkinkan.
Tambahkan
pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat
WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari.
Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan
bagian pembuka dari artikel ini.
Susun header artikel ini sesuai dengan
pedoman tata letak.
Tambahkan
kotak info bila jenis artikel memungkinkan.
Hapus tag/templat ini.
Mana dalam bahasa-bahasa Austronesia berarti "kekuatan", "kemujaraban" atau "martabat". "Kekuatan" dalam konteks ini sering kali dianggap sebagai kekuatan gaib.[1] Maknanya tergantung pada bahasa yang digunakan. Konsep ini merupakan konsep yang penting dalam kebudayaan Polinesia dan juga merupakan bagian dari budaya penduduk Kepulauan Pasifik saat ini. Mana dianggap sebagai suatu hal yang spiritual dengan asal usul yang gaib, dan merupakan kekuatan yang sakral dan impersonal. Memiliki "mana" berarti memiliki pengaruh, otoritas, dan kemanjuran - kemampuan untuk melakukan sesuatu dalam kondisi tertentu. Kualitas "mana" tidak terbatas pada individu: rakyat, pemerintah, tempat dan benda mati juga bisa memiliki mana, dan pemiliknya akan dihormati.
Konsep ini mulai menarik perhatian antropolog Barat dari laporan-laporan para misionaris.