Nono Sampono | |
---|---|
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia | |
Mulai menjabat 4 April 2017 Menjabat bersama Darmayanti Lubis & Akhmad Muqowam (2017–19), Mahyudin & Sultan Bachtiar Najamudin (2019–) | |
Presiden | Joko Widodo |
Ketua DPD | Oesman S. Odang (2017–19) La Nyalla Mattalitti (2019–) |
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dari Maluku | |
Mulai menjabat 1 Oktober 2014 | |
Kepala Badan SAR Nasional ke-9 | |
Masa jabatan 2010–2011 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Komandan Korps Marinir | |
Masa jabatan 6 Juni 2006 – 12 Februari 2007 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Informasi pribadi | |
Lahir | 1 Maret 1953 Bangkalan, Madura |
Kebangsaan | Indonesia |
Suami/istri | Ny. Norma Riana |
Anak |
|
Alma mater | Akademi Angkatan Laut (1976) Institut Pertanian Bogor[1] |
Pekerjaan | Tentara |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Laut |
Masa dinas | 1976–2011 |
Pangkat | Letnan Jenderal TNI |
NRP | 7491/P |
Satuan | Korps Marinir (Denjaka) |
Pertempuran/perang | Operasi Seroja |
Sunting kotak info • L • B |
Letnan Jenderal TNI (Mar) (Purn.) Dr. Nono Sampono, S.Pi., M.Si. (lahir 1 Maret 1953) adalah seorang tokoh militer Indonesia dan juga mantan Kepala Basarnas Indonesia.[2] Dan Dankormar ke-16. Sesuai Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/38/V/2007 tanggal 1 Mei 2007.
Ia sempat mengenyam pendidikan Pasukan khusus anti teror di Detasemen 81 Penanggulangan Teror (Kopassus) TNI Angkatan Darat. Selain itu Nono juga pernah mendapat pendidikan Pasukan khusus di Hawaii, AS, dan Korea Selatan.
Sejak kecil, Nono hidup bersama ayah angkat yang juga adalah pamannya, Idris Sampono. Ayahnya yang berasal dari Madura dan ibu kandungnya yang berdarah Maluku - Sulawesi berpisah saat usia Nono masih tiga tahun. Hidup bersama keluarga angkat dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan tidak pernah menyurutkan semangat Nono untuk terus bekerja keras. Ayah angkatnyanya selalu mendorong Nono untuk tidak pernah berputus asa dan menyuruhnya untuk masuk ke sekolah yang bagus. Hingga akhirnya selepas lulus SMA, Nono berhasil kuliah di Fakultas Teknik Universitas Pattimura. Namun baru setahun di sana, Nono yang risau akan masa depannya jika terus kuliah memutuskan untuk berhenti kuliah dan masuk ke Akademi Angkatan Laut pada tahun 1972.[3]
Selama menjadi taruna Akademi Angkatan Laut, Nono menjadi kebanggaan keluarganya. Tahun 1976, Nono lulus setelah berhasil menyelesaikan sekolahnya di AAL dengan baik. Seiring dengan berjalannya waktu, karier Nono dalam dunia militer terus menanjak, sejumlah posisi strategis sempat dia jabat, seperti ketika dia dianugerahi pangkat Jenderal bintang tiga TNI Angkatan Laut. Selain menjadi jenderal berbintang tiga, Nono dipercaya untuk memegang sejumlah jabatan penting lainnya seperti Komandan Paspampres, Gubernur AAL dan Komandan Jenderal Akademi TNI. Nono juga pernah menjadi anggota pasukan Danpaspampres pada era kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri. Tahun 2010, Nono dilantik oleh Menteri Perhubungan sebagai Kepala Badan Search And Rescue Nasional (Basarnas) menggantikan pejabat sebelumnya Marsekal Madya TNI Wardjoko. Pada tahun 2012, ia bersama Alex Noerdin dan didukung oleh beberapa partai termasuk di dalamnya partai Golkar, maju sebagai bakal calon Wakil Gubernur Jakarta .[4]
Baris ke-1 | Bintang Dharma (21 Juni 2011)[7] | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Baris ke-2 | Bintang Yudha Dharma Pratama | Bintang Jalasena Pratama | Bintang Yudha Dharma Nararya | ||||||
Baris ke-3 | Bintang Jalasena Nararya | Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun | Satyalancana Kesetiaan 16 Tahun | ||||||
Baris ke-4 | Satyalancana Kesetiaan 8 Tahun | Satyalancana Dwidya Sistha | Satyalancana Seroja | ||||||
Baris ke-5 | Satyalancana Dharma Nusa | Satyalancana Wira Karya | Satyalancana Kebhaktian Sosial |
Jabatan militer | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Mayjen TNI (Mar) Safzen Noerdin |
Komandan Korps Marinir 2006–2007 |
Diteruskan oleh: Mayjen TNI (Mar) Djunaidi Djahri |
Jabatan pemerintahan | ||
Didahului oleh: Marsekal Madya TNI Wardjoko |
Kepala Badan SAR Nasional 2010–2011 |
Diteruskan oleh: Marsekal Madya TNI Daryatmo, S.Ip |
Jabatan politik | ||
Didahului oleh: GKR Hemas Farouk Muhammad |
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia 2017–sekarang Menjabat bersama dengan: Darmayanti Lubis (2017–19) Akhmad Muqowam (2018–19) Mahyudin (2019–) Sultan Bachtiar Najamudin (2019–) |
Petahana |