Puteri Indonesia Perdamaian
(Miss Grand Indonesia; 2016–2017)
Tanggal pendirian31 Maret 2017; 6 tahun lalu (2017-03-31)
Tanggal pembubaran2019; 4 tahun lalu (2019)
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Jumlah anggota
Miss Grand International (2017)
Bahasa resmi
Indonesia dan Inggris
Mooryati Soedibyo
Ketua
Putri Kuswisnuwardhani
Tokoh penting
Organisasi induk
Yayasan Puteri Indonesia
Jumlah murid
2 (Dea Rizkita, Dilla Fadiela)
Situs webwww.puteri-indonesia.com

Puteri Indonesia Perdamaian (sebelumnya Puteri Indonesia Runner-up 3) adalah gelar atribut bagi peserta kontes Puteri Indonesia yang meraih posisi keempat kontes kecantikan Puteri Indonesia. Gelar ini diberikan sejak penyelenggaraan edisi ke-21 pada 2017 hingga ke-22 pada 2018. Wanita yang pernah menyandang gelar ini adalah Dea Goesti Rizkita dan Dilla Fadiela.

Sejarah

2013, 2016–2017: Puteri Indonesia Perdamaian di Miss Grand International

Puteri Indonesia Perdamaian merupakan gelar yang diberikan kepada pemenang keempat Puteri Indonesia 2017 hingga 2018. Nama gelar Puteri Indonesia Perdamaian sebelumnya adalah 3rd Runner-up Puteri Indonesia, yang merupakan gelar khusus bagi peserta Puteri Indonesia yang dipilih oleh juri dari tahun 1992 hingga 2016.

Pada 2017, gelar 3rd Runner-up mulai diubah menjadi Puteri Indonesia Perdamaian, karena pihak Yayasan Puteri Indonesia telah menandatangani kembali kontrak dengan Miss Grand International untuk mengirimkan wakilnya kembali berkompetisi di ajang Miss Grand International setelah keikutsertaan terakhir Novia Indriani Mamuaja di 2013. Pada 2016, Ariska Putri Pertiwi berkompetisi di Miss Grand International 2016 atas bimbingan Yayasan Puteri Indonesia dan Puteri Indonesia 2014, Elvira Devinamira, di mana ia berhasil dinobatkan sebagai pemenang. Ia sebelumnya dijadwalkan tidak berkompetisi di ajang internasional manapun, mengingat ia bukan merupakan 3 Besar Puteri Indonesia 2016 yang telah difokuskan untuk berkompetisi di ajang internasional masing-masing. Namun karena banyaknya permintaan dari penggemar, akhirnya Yayasan Puteri Indonesia mengambil kembali lisensi Miss Grand International.

Gelar Puteri Indonesia Perdamaian tidak dipilih khusus oleh juri dan otomatis akan diberikan oleh pemenang keempat Puteri Indonesia dari tahun 2017. Dea Goesti Rizkita dari Jawa Tengah merupakan wanita pertama yang mendapat gelar Puteri Indonesia Perdamaian, ia dimahkotai oleh pendahulunya, Ariska Putri Pertiwi dibelakang panggung setelah kontes Puteri Indonesia 2017 berakhir. Sebagai penyandang gelar, otomatis Dea berkompetisi di Miss Grand International, ia mewakili Indonesia pada kontes Miss Grand International 2017 dengan berhasil masuk jajaran 10 Besar dan mendapat penghargaan Best National Costume.

2018: Dihapusnya gelar

Pada kontes Puteri Indonesia 2018, Dilla Fadiela yang mewakili provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terpilih sebagai 3rd Runner-up dan diumumkan mendapat gelar sebagai Puteri Indonesia Perdamaian 2018 di akhir acara, ia dimahkotai oleh pendahulunya Dea Goesti Rizkita dari Jawa Tengah dibelakang panggung. Dilla tidak dapat berkompetisi di ajang internasional, karena pihak Miss Grand International telah memutus kontrak lisensi dengan Yayasan Puteri Indonesia. Dilla merupakan wanita terakhir yang menyandang gelar Puteri Indonesia Perdamaian.

Pada 2019, karena gelar Puteri Indonesia Perdamaian sebelumnya tidak berkompetisi di kontes internasional, pada akhirnya gelar Puteri Indonesia Perdamaian tidak lagi dipakai oleh pemenang keempat Puteri Indonesia 2019, Annisa Fitriana dari Sumatera Barat . Pihak Yayasan Puteri Indonesia secara tidak resmi mengubah gelar Puteri Indonesia Perdamaian menjadi 3rd Runner-up Puteri Indonesia kembali, yang diberlakukan hingga sekarang. Sejak 2018, sudah tidak ada pemenang keempat Puteri Indonesia yang berkompetisi di ajang internasional.

Kontroversi

Putusnya kontrak lisensi dengan Miss Grand International

Penyebab putusnya kontrak lisensi Yayasan Puteri Indonesia dan Organisasi Miss Grand International tidak dapat diketahui pasti, namun sebagian masyarakat dan pecinta kontes kecantikan menganggap putusnya kontrak lisensi tersebut karena munculnya hubungan yang kurang baik antara Yayasan Puteri Indonesia dan Organisasi Miss Grand International. Setelah putus kontrak lisensi, akhirnya lisensi Miss Grand International dimiliki oleh Yayasan Dharma Gantari.

Penobatan Dilla Fadiela

Penobatan Putri Indonesia Perdamaian 2018 menuai banyak kritikan dari masyarakat. Pasalnya, Dilla Fadiela dimahkotai oleh pendahulunya Dea Goesti Rizkita dibelakang panggung, hal ini yang menuai kecaman dari masyarakat dan "Pageant-Lovers" Indonesia, mereka menganggap hal tersebut dianggap sebagai perlakuan kurang adil yang diterima oleh Dilla, mereka juga menganggap bahwa Dilla hanya digunakan sebagai pelengkap pemenang utama saja. Pasalnya, Yayasan Puteri Indonesia hanya fokus pada pemenang 3 Besar utama; Puteri Indonesia, Puteri Indonesia Lingkungan, dan Puteri Indonesia Pariwisata yang berkompetisi di ajang internasional.

Daftar pemenang

Kunci warna
Tahun Puteri Indonesia Perdamaian Provinsi asal Kontes Internasional Posisi Penghargaan khusus
2017 Dea Goesti Rizkita Koswara Jawa Tengah Miss Grand International 2017 10 Besar
  • Best National Costume[1]
  • People's Choice Award[2]
  • Best in Arrival[2]
  • Best in Photo Shoot (10 Besar)
  • Best Swimsuit (10 Besar)
2018 Dilla Fadiela Daerah Istimewa Yogyakarta Tidak ada

Galeri pemenang

Referensi

  1. ^ "Dea Rizkita raih gelar 'Best National Costume' di 'Miss Grand International 2017'". rappler.com. Diakses tanggal 13 November 2019. 
  2. ^ a b "LINI MASA: Perjalanan Dea Rizkita di 'Miss Grand International 2017'". rappler.com. 1 October 2017. Diakses tanggal 13 March 2020. 

Pranala luar