Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini. .mw-parser-output .hidden-begin{box-sizing:border-box;width:100%;padding:5px;border:none;font-size:95%}.mw-parser-output .hidden-title{font-weight:bold;line-height:1.6;text-align:left}.mw-parser-output .hidden-content{text-align:left}Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan. Mengganti markah HTML dengan markah wiki bila dimungkinkan. Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari. Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini. Susun header artikel ini sesuai dengan pedoman tata letak. Tambahkan kotak info bila jenis artikel memungkinkan. Hapus tag/templat ini.
Sistem referensi heksaksial merupakan diagram yang digunakan untuk mengetahui aksis elektrik jantung pada bidang frontal.
lingkaran Cabrera (Judul dalam bahasa Jerman
Diagram menunjukkan bagaimana polaritas kompleks QRS di lead I, II, dan III dapat digunakan untuk memperkirakan aksis elektrik jantung pada bidang frontal.

Sistem referensi heksaksial yang juga dikenal sebagai sistem Cabrera merupakan sistem yang digunakan untuk menggambarkan sekuens logis yang dapat membantu menginterpretasikan EKG, khususnya untuk mengetahui aksis elektrik jantung di bidang frontal.

Cara paling sering yang digunakan adalah dengan menyusun lead ekstremitas menurut sistem Cabrera, membalikkan polaritas dari lead aVL dan memunculkan kompleks EKG sesuai urutannya (aVL, I, -aVR, II, aVF, III). Lalu menentukan arah maksimal vektor EKG, misalnya pada lead yang memiliki amplitudo paling positif, arah ini menentukan aksis elektrik jantung. Misalnya: jika lead I memiliki amplitudo tertinggi (lebih tinggi dari aVL atau -aVR), aksis jantung kira-kira bernilai 0°. Sebaliknya, jika lead III memiliki amplitudo negatif tertinggi, maka vektor menjauh dari lead, misalnya ke arah -60°.

Penggunaan alternatif adalah untuk menentukan lokasi lead yang paling isoelektrik [butuh klarifikasi] (I, II, III, aVR, aVL, atau aVF) pada kualitas diagnostik EKG dengan peletakan lead yang baik. Lalu mencari jari-jari yang sesuai pada sistem ini. Jari-jari yang tegak lurus akan menunjuk kepada aksis elektrik jantung. Untuk mengetahui nilai numerik yang mana yang harus digunakan, perhatikan polaritas dari lead yang tegak lurus pada EKG.[butuh klarifikasi]

Misalnya, jika lead yang paling isoelektrik adalah aVL, lead yang tegak lurus adalah lead II. Jika lead II mengalami defleksi positif pada EKG, aksis elektrik jantung pada bidang frontal kira-kira bernilai +60°.