Balairung di Batipuh (foto 1895), salah satu Balairung kaum Katumanggungan.

Suku Guci adalah satu dari tujuh marga atau klan dari kaum Katumanggungan, anak dari Puti Indo Jalito dengan Maharajadiraja pemegang tampuk pulau Percha, pendiri alam Minangkabau, Sri Maharajo Dirajo di Pariangan—enam lainnya adalah Koto, Piliang, Dalimo, Sikumbang, Sipisang, dan Malayu.

Etimologi

Secara etimologi, kata "guci" didasarkan pada suku kata gu[1] dan ci,[2] yang masing-masing mewakili kegelapan dan "untuk bergerak dalam lingkaran." Suku kata "ci" terhubung ke akar ca yang berarti "pencapaian dari gerakan yang melingkar." Di antara kata benda paling awal yang berasal dari akar ini adalah cakra "roda" atau "lingkaran" dan candra "Bulan."[2]

Penyebaran

Informasi lebih lanjut: Luhak dan Rantau

Pariangan terdiri dari empat koto dengan tujuh suku, yakni Koto, Piliang, Dalimo, Sikumbang, Sipisang, Malayu, dan Guci.[3][4]

Suku Guci menyebar hampir merata di alam Minangkabau baik di Luhak nan Tigo, yaitu di Tanah Datar, Padang Panjang, Agam, Bukittinggi, Lima Puluh Kota, dan Payakumbuh, maupun di rantau, seperti di Sijunjung, Sawahlunto, Dharmasraya, Solok, Kota Solok, Padang Pariaman, Pariaman, Padang, dan Pesisir Selatan, serta di berbagai rantau lainnya baik di dalam maupun di luar negeri.

Pangulu

Artikel utama: Penghulu

Lihat pula: Ninik Mamak dan Tungku tigo sajarangan

Marawa, selain merepresentasikan warna dari Luhak nan Tigo, masing-masing warna pada bendera ini juga mewakili warna dari tiga lembaga adat dan kepemimpinan Tali tigo Sapilin Tungku tigo Sajarangan di alam Minangkabau yakni, hitam warna dari Ninik Mamak, merah warna Cadiak Pandai, dan emas warna Alim Ulama.[5]

Kamanakan barajo ka mamak, mamak barajo ka pangulu, pangulu barajo ka mufakat, mufakat barajo ka nan bana, bana badiri sandirinyo, bana manuruik alua jo patuik, manuruik patuik jo mungkin.

— Petitih struktur pemerintahan adat Minangkabau

Berikut ini beberapa gelar Penghulu suku Guci:

Aliansi

Artikel utama: Aliansi

Lihat pula: Cerdik pandai

Pagaruyung Darul Qarar, kerajaan yang merupakan salah satu kerajaan terbesar di pulau Sumatra dan sangat berpengaruh di Nusantara ini pada awalnya hanyalah salah satu koto (benteng) di nagari (negara-kota) Saruaso. Dalam perkembangannya, Pagaruyung (Saruaso) kemudian tumbuh menjadi salah satu nagari yang paling kuat di Luhak nan Tigo (persekutuan tiga liga di daerah inti alam Minangkabau) baik dalam bidang politik maupun militer. Pada dasarnya, kebesaran dari kerajaan ini dibentuk dari aliansi dari suku-suku Minang dalam bentuk konfederasi dari nagari-nagari yang ada di alam Minangkabau, baik dari nagari yang memiliki bentuk republik di luhak maupun yang memiliki bentuk pemerintahan monarki di rantau seperti di Inderagiri, Dharmasraya, Inderapura, Barus, Rao, Siak Darul Ridzuan, dan Negeri Sembilan Darul Khusus.

Di beberapa nagari, suku Guci bersekutu dengan suku lain dan membentuk beberapa aliansi, antara lain:

Tuanku

Artikel utama: Tuanku

Lihat pula: Alim Ulama dan Ulama Minangkabau

Masjid Jamik Taluak Bukittinggi (foto, 1920), salah satu Masjid yang didirikan suku Guci bersama dengan suku lainnya sebagai salah satu syarat pendirian (pemekaran) nagari di dalam adat alam Minangkabau.

Syarak mangato adat mamakai, adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.

— Aforisme relasi antara adat dan syarak di alam Minangkabau

Berikut beberapa gelar Datuk Tuanku atau Imam suku Guci beserta malinnya:

Tokoh

Informasi lebih lanjut: Daftar tokoh Minangkabau

Berikut beberapa tokoh yang berasal dari suku Guci:

Lihat pula

Referensi

Sitasi

  1. ^ Faivre & Hanegraaff 1998.
  2. ^ a b Franco 2013, hlm. 161–172.
  3. ^ Yudono 2011.
  4. ^ Ciptaningtyas 2012.
  5. ^ Yandri 2014, hlm. 31.
  6. ^ a b Ilyas 2016, hlm. 182.
  7. ^ Tanah Datar 2018.
  8. ^ Efison 2020.
  9. ^ Zed 2010, hlm. 14-17.
  10. ^ a b Amri 2013.
  11. ^ a b Dzikry 2013.
  12. ^ a b c d e f Hamka 2020, hlm. 80.
  13. ^ a b c Intan 2020.
  14. ^ a b c d Tagoetji 2011.
  15. ^ Hamka 2020, hlm. 76, 80.
  16. ^ a b c d Kulipah 2012.
  17. ^ a b c d Dwi 2020.
  18. ^ Indra 2018.
  19. ^ Damanhuri 2012.
  20. ^ a b c Nagari Ulakan 2019.
  21. ^ Prayitno 2014.
  22. ^ Yahya 2018.
  23. ^ Akbar 2016.
  24. ^ Rel 2016.
  25. ^ a b Rjk 2020.
  26. ^ By 2020.
  27. ^ Bahren 2019.
  28. ^ Etek 2007, hlm. 36-37.
  29. ^ a b c Guci 2018.
  30. ^ Kayo 2018.
  31. ^ Topsumbar.co.id 2018.
  32. ^ Said 2016.
  33. ^ Langgam.id 2020.
  34. ^ Hamka 1974, hlm. 146.
  35. ^ Padangkita.com 2020.
  36. ^ Hamka 2020, hlm. 77.
  37. ^ a b c Hamka 2013, hlm. 18.
  38. ^ Permana 2019.
  39. ^ Hadi 2005.
  40. ^ Fay 2011.
  41. ^ Adhiyasa 2020.
  42. ^ Purnomo 2020.
  43. ^ Rahmadi (2022-02-05). "Sosok Ekos Albar: Pengusaha Asal Payakumbuh, Bakal Calon Wawako Padang". Langgam.id. Diakses tanggal 2023-04-05. 

Sumber