Tragedi Trisakti
Bagian dari Kerusuhan Mei 1998
Garis besar situasi di Universitas Trisakti selama penembakan
LokasiJakarta, Indonesia
Koordinat6°10′03″S 106°47′24″E / 6.1675°S 106.79°E / -6.1675; 106.79Koordinat: 6°10′03″S 106°47′24″E / 6.1675°S 106.79°E / -6.1675; 106.79
Tanggal12 Mei 1998; 25 tahun lalu (1998-05-12)
SasaranMahasiswa di Universitas Trisakti
Korban tewas
Elang Mulia Lesmana
Heri Hertanto
Hafidin Royan
Hendriawan Sie
Korban luka
15
PelakuTentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
Polisi dan mahasiswa di luar Trisakti

Tragedi Trisakti terjadi di Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia pada tanggal 12 Mei 1998. Dalam sebuah demonstrasi yang menuntut pengunduran diri Presiden Soeharto, tentara Angkatan Darat menembaki para demonstran yang tidak bersenjata. Empat mahasiswa, Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie, terbunuh dan puluhan lainnya terluka. Penembakan tersebut memicu kerusuhan dan gelombang revolusi nasional, yang pada akhirnya berujung pada pengunduran diri Soeharto.[A][1]

Latar Belakang

Perekonomian Indonesia menderita pada tahun 1997 dan 1998 akibat krisis keuangan Asia 1997. Nilai rupiah anjlok, dengan rekor nilai tukar 2.682 rupiah per dolar Amerika Serikat pada tanggal 13 Agustus 1997 dan terus terjun bebas.[2]

Pada tahun 1998, ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia berdemonstrasi menyerukan pengunduran diri Presiden Soeharto. Sebuah demonstrasi pada tanggal 16 Mei 1998 di Institut Teknologi Bandung diikuti oleh 500 demonstran, dan pada bulan Maret, demonstrasi yang lebih besar terjadi di Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada.[3] Pada tanggal 9 Mei 1998, seorang perwira polisi, Dadang Rusmana, dilaporkan terbunuh dalam sebuah demonstrasi di Universitas Djuanda.[4]

Rentang Waktu

sumber: Siaran Pers Senat Mahasiswa Trisakti dan Arsip berita Kompas 13 Mei 1998Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan[dibutuhkan verifikasi sumber]

Referensi

  1. ^ "Enam Tahun Tragedi Mei: Mahasiswa Trisakti Turun ke Jalan". Gatra. 12 May 2004. (dalam bahasa Indonesia)
  2. ^ Luhulima, James. Hari-Hari Terpanjang: Menjelang Mundurnya Presiden Soeharto dan Beberapa Peristiwa Terkait. Kompas: Jakarta. 2008. pp. 78–83. (dalam bahasa Indonesia)
  3. ^ Luhulima, James. Hari-Hari Terpanjang: Menjelang Mundurnya Presiden Soeharto dan Beberapa Peristiwa Terkait. Kompas: Jakarta. 2008. pp. 83–84. (dalam bahasa Indonesia)
  4. ^ Luhulima, James. Hari-Hari Terpanjang: Menjelang Mundurnya Presiden Soeharto dan Beberapa Peristiwa Terkait. Kompas: Jakarta. 2008. p. 111. (dalam bahasa Indonesia)

Pranala luar