Panel kiri (Firdaus Duniawi – Taman Eden) dari Taman Kesenangan Duniawi karya Hieronymus Bosch.

Utopia merupakan suatu komunitas atau masyarakat khayalan dengan kualitas-kualitas yang sangat didambakan ataupun nyaris sempurna. Cita-cita utopis sering kali memberikan penekanan pada prinsip-prinsip egaliter kesetaraan dalam bidang ekonomi, pemerintahan, dan keadilan—kendati tidak berarti secara eksklusif—dengan metode dan struktur dari usulan implementasi yang bervariasi berdasarkan ideologi. Menurut Lyman Tower Sargent, "ada sosialis, kapitalis, monarkis, demokratis, anarkis, ekologis, feminis, patriarkal, egalitarian, hierarkis, rasis, sayap kiri, sayap kanan, reformis, cinta bebas, keluarga inti, keluarga besar, dan lebih banyak lagi kaum utopia".[1]

Kata ini diciptakan dari bahasa Yunani oleh Sir Thomas More untuk buku Utopia karyanya dalam bahasa Latin yang diterbitkan pada tahun 1516; buku tersebut menggambarkan suatu masyarakat di pulau fiktif di Samudra Atlantik. Istilah ini kemudian digunakan untuk mendeskripsikan baik komunitas intensional yang berupaya untuk menciptakan masyarakat ideal, maupun masyarakat khayalan yang digambarkan dalam karya fiksi. Berbagai pandangan alternatif mengenai atribut-atribut struktural dan kualitatif dari masyarakat telah melahirkan konsep lainnya, yang paling terkemuka yaitu distopia.

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Istilah utopia diciptakan dalam bahasa Yunani oleh Sir Thomas More untuk buku Utopia karyanya yang diterbitkan pada tahun 1516, menggambarkan suatu masyarakat di pulau khayalan di Samudra Atlantik.

Kata ini berasal dari kata Yunani οὐ ("tiada") dan τόπος ("tempat") sehingga berarti "tidak ada tempat", serta secara tegas menggambarkan setiap masyarakat yang-tidak-ada 'yang diuraikan dengan sangat rinci'. Namun, dalam penggunaan baku, makna kata ini telah dipersempit dan sekarang umumnya digunakan untuk mendeskripsikan suatu masyarakat yang-tidak-ada yang dimaksudkan untuk dilihat sebagai gambaran yang jauh lebih baik daripada masyarakat kontemporer.[2] Eutopia, berasal dari kata Yunani εὖ ("bagus" atau "baik") dan τόπος ("tempat"), berarti "tempat yang baik", serta sesungguhnya merupakan istilah yang benar untuk mendeskripsikan suatu utopia positif. Dalam bahasa Inggris, eutopia dan utopia adalah homofon, yang mungkin telah menimbulkan perubahan makna.[2][3]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Catatan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Lyman Tower Sargent (23 September 2010). Utopianism: A Very Short Introduction. OUP Oxford. hlm. 21. doi:10.1093/actrade/9780199573400.003.0002. ISBN 978-0-19-957340-0. 
  2. ^ a b Lyman Tower, Sargent (2005). Rüsen, Jörn; Fehr, Michael; Reiger, Thomas W., ed. The Necessity of Utopian Thinking: A Cross-National Perspective. Thinking Utopia: Steps Into Other Worlds (Laporan). New York, USA: Berghahn Books. hlm. 11. ISBN 9781571814401. 
  3. ^ Lodder, C.; Kokkori, M; Mileeva, M (2013). Utopian Reality: Reconstructing Culture in Revolutionary Russia and Beyond. Leiden, The Netherlands: Koninklijke Brill NV. hlm. 1–9. ISBN 9789004263208. 

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]