Tentang artikel

(Selengkapnya)

Terlepas isinya sebelum dialihkan, halaman bahasa Musi dan rumpun bahasa Musi merupakan topik yang valid dan dapat dibedakan dari bahasa Palembang. Berdasarkan survei komprehensif ragam-ragam Melayik Sumbagsel oleh McDowell & Anderbeck (2020), penggolongannya kurang lebih seperti ini:

  • Melayik
    • Musi (= "rumpun bahasa Musi" = [mui] + [liw] = musi1243)
      • Musi Hulu
        • Musi (= "bahasa Musi" = [mui] sebelum merger dg kode lain = nucl1812)
          • Sekayu
          • Kelingi
          • Penukal
      • Palembang-Dataran Rendah
        • Palembang (= "bahasa Palembang" = [plm] sebelum merger dengan [mui] = pale1264)
          • Palembang Lama
          • Palembang Pasar
          • Pesisir
Baik "bahasa Musi" maupun "bahasa Palembang" memiliki ciri khas dan identitas bahasa yang cukup jelas. Misalnya, selain realisasi Proto-Melayik *a di akhir kata menjadi [e], bahasa Musi juga mengalami merger *-ar, *-ir, *-ur > -o (*akar > ako, *air > ayo) yang tidak dialami oleh bahasa Palembang. Sama halnya, selain perubahan *-a > [o~ɔ~ɨ], bahasa Palembang juga mengalami penyederhanaan diftong akhir *-ai, *-au > -i/-e, -u/-o (sungi, ijo) yang tidak dialami oleh bahasa Musi.
Cari artikel bahasa
Cari artikel bahasa
Cari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)
Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Artikel bahasa sembarang
Halaman bahasa acak
Bahasa Musi
BPS: 0052 2
باهاسا موسي
Basé Musi
Dituturkan diIndonesia
Wilayah Sumatera Selatan
EtnisMusi
Penutur
600.000 (2020)[1]
Lihat sumber templat))
Dialek
    • Kelingi
    • Penukal
    • Sekayu
Status resmi
Diatur olehBadan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kode bahasa
ISO 639-3mui (hanya sebagian)
Glottolognucl1812  (Nuclear Musi)[2]
BPS (2010)0052 2
QIDQ615660
Status konservasi
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC3 Wider communication
Bahasa Musi dikategorikan sebagai C3 Wider Communication menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini digunakan di wilayah yang cukup luas maupun dipertuturkan cukup luas, misalnya beberapa kota
Referensi: [3]
Lokasi penuturan
Lokasi penuturan Bahasa Musi
 Portal Bahasa
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Bahasa Musi (Basé Musi) adalah ragam bahasa Austronesia dari cabang Melayik yang dituturkan oleh orang suku Musi yang mayoritas mendiami daerah sekitar aliran Sungai Musi, utamanya di Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Musi Rawas dengan penutur asli berjumlah sekitar 600.000 orang.[1]

Sejarah

Secara historis, bahasa Melayu Musi memiliki asal-usul yang berasal dari daerah dekat Sungai Musi (utamanya Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Musi Rawas) yang pada zaman modern merupakan bagian dari wilayah provinsi Sumatera Selatan, Indonesia.

Fonologi

Dunggio (1981) mendata 27 fonem dalam bahasa Melayu Musi, dengan rincian 21 bunyi konsonan dan 6 bunyi vokal. Namun studi lanjutan dari Aliana (1987) menyatakan bahwa hanya ada 21 fonem dalam bahasa Melayu Musi.[4][5]

Vokal

Depan Madya Belakang
Tertutup i u
1/2 Tertutup e o
Tengah ə
Terbuka a

Konsonan

Dwi-bibir Rongga-gigi Pask.-ronggi.
Langit-langit
langit-langit belakang Celah-suara
Sengau m n ɲ ny ŋ ng
Letup/Gesek nirsuara p t t͡ʃ c k ʔ q,'
bersuara b d d͡ʒ j g
Desis nirsuara f s ɣ gh h
bersuara z r
Hampiran semivokal w j y
Sisian l

Dialek

Berdasarkan kajian dialektologis yang dilakukan oleh McDowell & Anderbeck (2020), bahasa Musi dalam pengertian sempit (tidak mencakup ragam lain dalam rumpun bahasa Musi) dapat dibagi menjadi tiga dialek utama berdasarkan kesamaan leksikal dan ciri fonologis. Dialek-dialek tersebut adalah 1) Kelingi, 2) Penukal, dan 3) Sekayu.[1]

Referensi

  1. ^ a b c McDowell, Jonathan; Anderbeck, Karl (2020). The Malay Lects of Southern Sumatra. JSEALS Special Publication. 7. University of Hawai'i Press. hdl:10524/52473. 
  2. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Nuclear Musi". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  3. ^ "Bahasa Musi". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  4. ^ Dunggio 1983, hlm. 7-10.
  5. ^ Aliana 1987, hlm. 14.

Daftar pustaka

Pranala luar