Japan Tobacco Inc.
Publik KK (TYO: 2914)
IndustriKonglomerat
Didirikan1 April 1985 (melalui privatisasi)
Kantor
pusat
,
Tokoh
kunci
Yoji Wakui, (Chairman)
Hiroshi Kimura, (President & CEO)
Pierre de Labouchere (CEO of JT International SA)
ProdukRokok
Bumbu masakan
Mie Instan
Makanan beku
Obat-obatan
Pendapatan¥2,22 triliun (2018)
¥564,984 miliar (2018)
¥385,677 miliar (2018)
Total aset¥5,46 triliun (2018)
Total ekuitas¥2,63 triliun (2018)
Karyawan
86.076 (2018)
IndukPemerintah Jepang (33.35% melalui hukum)
Anak
usaha
Japan Tobacco International
PT Karya Dibya Mahardhika (Indonesia)
Mighty Corporation (Philippines)
Donskoy Tabak Companies (Russian)
Gallaher Group
JT Foods
TableMark
Fuji Foods Industry
Green Foods
KS Frozen Foods
Torii Pharmaceutical
Situs webwww.jti.co.jp
Catatan kaki / referensi
Didirikan pada tahun 1949 sebagai sebuah BUMN, Perusahaan Tembakau dan Garam Jepang (日本専売公社, Nihon Senbai Kōsha)

Japan Tobacco Inc. (日本たばこ産業株式会社, Nihon Tabako Sangyō Kabushiki-gaisha, TYO: 2914), JT untuk nama kecilnya, merupakan sebuah perusahaan konglomerat rokok multinasional asal Jepang yang berkantor pusat di Minato, Tokyo. Perusahaan ini awalnya didirikan pada tahun 1949 sebagai badan usaha milik negara (BUMN) dengan nama Japan Tobacco and Salt Corporation (日本専売公社, Nihon Senbai Kōsha). Perusahaan ini juga memasuki pasar global melalui merger dan akuisisi.

Selain itu, Japan Tobacco International telah memiliki brand rokok tanpa asap. Sebagai produk masa depan yang dipersiapkan untuk rokok elektrik tanpa asap. Yakni, Logic dan Ploom. Perusahaan ini juga memproduksi makanan olahan melalui anak perusahaannya, yakni TableMark, JT Foods(sebelumnya Asahi Foods, anak perusahaan dari Asahi Kasei), Fuji Foods Industry, Green Foods, dan KS Frozen Foods, serta memproduksi obat-obatan melalui anak perusahaannya, yakni Torii Pharmaceuticals.

Sejarah

Era Japan Tobacco and Salt Corporation

Era Japan Tobacco

JTI Indonesia

Japan Tobacco International hadir di Indonesia pada tahun 2010 sejak dimulainya perjanjian impor oleh PT Wismilak Inti Makmur Tbk., produsen rokok terbesar ketujuh di Indonesia, dan telah berkembang. Dari perusahaan importir, menjadi salah satu perusahaan manufaktur terbesar di industri tembakau Indonesia. Produk yang dipasarkan di Indonesia, diimpor dari JT Malaysia, yakni Winston, Camel, & Mevius. Hampir besar produk yang dipasarkan SPM, belum memasuki pasar rokok kretek.

PT Karya Dibya Mahardhika

PT Karya Dibya Mahardhika (KDM) adalah salah satu perusahaan produksi rokok Golongan II di Indonesia, awalnya dimiliki oleh Gudang Garam.

Dahulu, perusahaan ini bernama PT. Graha Kretek Mahardhika yang telah hadir dari tahun 1990an. Merk yang dihadirkan pertama adalah Minna International. Lalu pada tahun 2007, mengganti nama perusahaan menjadi PT Karya Dibya Mahardhika (KDM). KDM memiliki beberapa pabrik yang tersebar, diantaranya di Pasuruan dan juga Blitar. Berdiri tahun dengan berlokasi di Jawa Timur, perusahaan ini telah mempunyai beberapa cabang perusahaan yang tersebar di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jakarta. Seiring berjalannya waktu, Perusahaan PT Karya Dibya Mahardhika telah memberlakukan program investasi dan rencana kerja guna membawa perusahaan menjadi salah satu perusahaan rokok nasional yang nantinya mampu menembus pasar internasional. Beberapa rokok produksi mereka antara lain Apache, Absolute Mild, Absolute Mild Menthol, Absolute Ruby, Minna International, Minna Barokah, Barokah Rejeki, Extreme Mild, Extreme Mild Menthol, dan beberapa varian produk lainnya.

Sedangkan PT Surya Mustika Nusantara sendiri merupakan perusahaan penjualan dan distribusi yang memasarkan rokok/cigarette brand Apache dan Extreme hasil produksi PT Karya Dibya Mahardika. Dan saat ini, JTI melahirkan anak perusahaan baru, yakni PT. Alam Indomegah, yang sama-sama berada di Pasuruan, Jawa Timur. Memiliki 6 lokasi pabrik dan 52 kantor di seluruh Indonesia.

Pada 4 Agustus 2017, Japan Tobacco Internasional Indonesia mengakuisisi atau membeli seluruh saham PT Karyadibya Mahardhika dan PT Surya Mustika Nusantara seharga USD 677 juta atau setara dengan Rp9 triliun. Dua perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari PT Gudang Garam Tbk, produsen rokok terbesar keenam di Indonesia.[1]

Kolaborasi dua perusahaan ini, menjadi Japan Tobaco International (JTI) Indonesia makin berkembang, mengingat pada tahun 2018 brand Camel, makin dikenal dengan berbagai variant nya, salah satunya Camel Mild Option Purple yang sukses besar.

Referensi

  1. ^ Japan Tobacco Akuisisi Anak Usaha Gudang Garam

Lihat pula

Pranala luar