Eskatologi Kristen |
---|
Pandangan eskatologi |
Portal:Kristen |
Kekejian yang membinasakan (Inggris: abomination of desolation atau desolating sacrilege; "Kejijikan yang menghancurkan") adalah suatu istilah yang dicatat dalam Kitab Daniel pada Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Juga ditemukan dalam Kitab 1 Makabe, yang adalah Deuterokanonika Perjanjian Lama, dan dalam Injil sinoptik (Injil Matius dan Injil Markus) pada Perjanjian Baru. Istilah ini dalam bahasa Ibrani adalah shiqǔts mishômēm (שִׁקּוּץ מְשׁמֵם); sedangkan terjemahan dalam bahasa Yunani Koine adalah τὸ βδέλυγμα τῆς ἐρημώσεως.
Dalam Alkitab Ibrani maupun Mishnah, kata "kekejian" atau "kejijikan" (Ibrani: שִׁקּוּץ, shiqǔts; Inggris: abomination adalah istilah yang dikenal untuk menyebutkan "berhala",[1] dan karenanya dianggap mempunyai aplikasi yang sama dalam Kitab Daniel, sehingga dapat sewajarnay ditafsirkan serupa dengan pada Ezra 9:1–4 "kekejian yang tidak bergerak" ("motionless abomination") atau juga "kekejian yang menjijikkan" ("appalling abomination").[2]
Frasa "kekejian yang membinasakan" dijumpai pada tiga tempat dalam Kitab Daniel, semua dalam konteks sastra penglihatan mengenai akhir zaman (apokaliptik).
Menurut 1 Makabe 1:54, "kekejian" itu pernah didirikan di atas mezbah persembahan bakaran.[3]
Dalam Injil Matius dan Injil Markus istilah ini diucapkan oleh Yesus Kristus pada waktu menyampaikan Khotbah di atas Bukit Zaitun, sebagai kutipan secara langsung dari perkataan yang disampaikan dalam Kitab Daniel.[4]
Pada khotbah di atas Bukit Zaitun dalam Injil Lukas, peringatan Yesus mengenai kekejian yang membinasakan ini tidak dicatat, tetapi tanda untuk meninggalkan Yerusalem dicatat secara jelas yaitu pada waktu Yerusalem dikepung oleh tentara (Lukas 21:20–21)