Perseroan terbatas | |
Industri | Perkebunan |
Pendahulu | PT Perkebunan VI (Persero) PT Perkebunan VII (Persero) PT Perkebunan VIII (Persero) |
Didirikan | 11 Maret 1996 |
Kantor pusat | Medan, Sumatera Utara |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Sucipto Prayitno[1] (Direktur Utama) Dahlan Harahap[2] (Komisaris Utama) |
Produk | |
Merek | Nusakita |
Pendapatan | Rp 10,478 triliun (2022)[3] |
Rp 3,185 triliun (2022)[3] | |
Rp 1,886 triliun (2022)[3] | |
Total aset | Rp 23,001 triliun (2022)[3] |
Total ekuitas | Rp 11,791 triliun (2022)[3] |
Pemilik | Perkebunan Nusantara III (90%) Pemerintah Indonesia (10%) |
Karyawan | 15.392 (belum termasuk karyawan kontrak, 2022)[3] |
Anak usaha | PT Prima Medica Nusantara PT Agro Sinergi Nusantara PT Alam Lestari Nusantara PT Kalimantan Medika Nusantara PT Sinergi Perkebunan Nusantara |
Situs web | www |
PT Perkebunan Nusantara IV atau biasa disingkat menjadi PTPN IV, adalah anak usaha dari PTPN III yang bergerak di bidang agroindustri kelapa sawit dan teh. Pada akhir tahun 2023, perusahaan ini ditunjuk sebagai induk subholding di internal PTPN III yang bergerak di bidang agroindustri kelapa sawit.[4]
Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, perusahaan ini juga memiliki kantor perwakilan di Jakarta.[3][5]
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1996 sebagai hasil penggabungan antara PT Perkebunan VI, PT Perkebunan VII, dan PT Perkebunan VIII.[6] Pada tahun 2000, bersama PTPN III dan PTPN V, perusahaan ini mendirikan PT Sarana Agro Nusantara, dengan perusahaan ini memegang 50,08% saham perusahaan tersebut, sementara PTPN III dan PTPN V masing-masing memegang 39,92% dan 10% saham perusahaan tersebut. Mulai tahun 2001 hingga 2005, perusahaan ini mengkonversi tanaman teh dan kakao di Kebun Balimbingan, Kebun Bah Birong Ulu, dan Kebun Marjandi menjadi tanaman kelapa sawit.
Pada tahun 2005, bersama PTPN III, perusahaan ini mendirikan PT ESW Nusantara Tiga, dengan perusahaan ini memegang 23,86% saham perusahaan tersebut, sementara PTPN III dan Kopkar Nusa Tiga masing-masing memegang 74,11% dan 2,03% saham perusahaan tersebut. Mulai tahun 2006 hingga 2010, perusahaan ini melakukan pengembangan kebun kelapa sawit di Labuhan Batu dan Mandailing Natal dengan membentuk Kebun Batang Laping, Kebun Timur, dan Kebun Panai Jaya. Pada tahun 2010, bersama Pupuk Kaltim dan PTPN V, perusahaan ini mendirikan PT Pupuk Agro Nusantara, dengan perusahaan ini memegang 34% saham perusahaan tersebut, sementara Pupuk Kaltim dan PTPN V masing-masing memegang 51% dan 15% saham perusahaan tersebut.
Pada tahun 2011, bersama PTPN XIV, perusahaan ini mendirikan PT Sinergi Perkebunan Nusantara, dengan perusahaan ini memegang 71,28% saham perusahaan tersebut, sementara PTPN XIV memegang sisanya. Bersama PTPN I, perusahaan ini juga mendirikan PT Agro Sinergi Nusantara, dengan perusahaan ini memegang 64,77% saham perusahaan tersebut, sementara PTPN I memegang sisanya. Pada tahun 2012, bersama PTPN III, perusahaan ini mendirikan PT Industri Nabati Lestari, dengan perusahaan ini memegang 49% saham perusahaan tersebut, sementara PTPN III memegang sisanya.
Pada tahun 2014, pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke PTPN III, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang perkebunan.[7] Pada tahun 2015, bersama Kopkar PTPN IV, perusahaan ini mendirikan PT Prima Medica Nusantara, dengan perusahaan ini memegang 99,99% saham perusahaan tersebut, sementara Kopkar PTPN IV memegang sisanya. Pada tahun 2017, bersama Pupuk Kaltim dan PTPN V, perusahaan ini sepakat untuk membubarkan PT Pupuk Agro Nusantara.
Pada bulan April 2019, bersama PTPN III, PTPN V, PTPN VI, dan Perkumpulan Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta, perusahaan ini mendirikan PT LPP Agro Nusantara untuk berbisnis di bidang penyediaan jasa pelatihan, konsultansi, asesmen, dan sertifikasi.[3][5] Pada bulan November 2022, perusahaan ini setuju untuk memulai proses akuisisi terhadap mayoritas saham PT Mitra Kerinci yang dipegang oleh ID FOOD.[8]
Pada akhir tahun 2023, PTPN V, PTPN VI, dan PTPN XIII resmi digabung ke dalam perusahaan ini, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk subholding di internal PTPN III yang bergerak di bidang agroindustri kelapa sawit. PTPN III juga menyerahkan asetnya yang berupa kebun dan pabrik kelapa sawit ke perusahaan ini.[4]
Untuk menanam dan mengolah kelapa sawit menjadi CPO, PTPN IV memiliki beberapa unit usaha yang terbagi ke dalam tiga distrik, yang didalamnya terdiri dari 30 kebun inti dengan sebagian Pabrik Kelapa Sawit yang ada dibawah manajemen kebun, 1 kebun plasma, 9 Pabrik Kelapa Sawit dengan manajemen yang terpisah dari kebun inti, dan 1 Balai Benih Kelapa Sawit yaitu sebagai berikut:[9]
PTPN IV memiliki tiga kebun teh, yakni Kebun Tobasari, Kebun Bah Butong, dan Kebun Sidamanik, yang total luasnya mencapai 6.373,29 hektar. Untuk mengolah daun teh, perusahaan ini memiliki dua pabrik, yakni Pabrik Tobasari dan Pabrik Bah Butong, yang masing-masing berkapasitas 55 ton dan 100 ton teh per hari.[10]