Yohanes 17 | |
---|---|
Kitab | Injil Yohanes |
Kategori | Injil |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Baru |
Urutan dalam Kitab Kristen | 4 |
Yohanes 17 (disingkat Yoh 17) adalah bagian dari Injil Yohanes pada Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen, menurut kesaksian Yohanes, seorang dari Keduabelas Rasul pertama Yesus Kristus.[1][2] Memuat doa Yesus kepada Bapa-Nya, setelah menyampaikan Amanat Perpisahan dan sebelum sampai ke Taman Getsemani, di mana Ia ditangkap dan kemudian disalibkan, peristiwa yang sering dirujuk dalam Injil ini sebagai "pemuliaan-Nya".[3][4]
Peristiwa dan pengajaran di dalam pasal ini (dan seluruh pasal 13 sampai 17) terjadi di wilayah kota Yerusalem. Letak tepatnya tidak diberikan, tetapi Yohanes 18:1 menyatakan bahwa, "Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron." Karena Yohanes 14:31 diakhiri dengan "bangunlah, marilah kita pergi dari sini",[5] Cambridge Bible for Schools and Colleges berpendapat bahwa Yesus dan para murid-Nya telah "bangkit dari meja perjamuan dan bersiap-siap untuk berangkat, tetapi isi ketiga pasal selanjutnya (15-17) diucapkan sebelum mereka meninggalkan tempat itu".[6]
Terjemahan Baru membagi pasal ini:
Injil Yohanes pasal 17 ini umumnya dikenal sebagai Doa Perpisahan atau Doa Imam Besar, karena merupakan doa syafaat untuk Gereja yang akan terbentuk.[7][8] Merupakan doa Yesus terpanjang dalam seluruh kitab-kitab Injil.[9] Sementara bagian-bagian awal Amanat Perpisahan itu ditujukan kepada para murid, bagian terahir ini diarahkan kepada Bapa, selagi "Yesus menengadah ke langit" dan berdoa.[7]
Doa ini bertempat pada waktu yang unik dalam pelayanan Yesus, yaitu pada akhir pemberian Amanat Perpisahan-Nya kepada para pengikut-Nya, dan menjelang permulaan Kesengsaraan-Nya.[9] Begitu doa berakhir, peristiwa-peristiwa kesengsaraan dan berakhirnya kehidupan Yesus di dunia ini mendekat dengan cepat.[9] Dalam doa ini, untuk terakhir kalinya Yesus memberikan laporan pelayanan-Nya di dunia kepada Sang Bapa dan melalui doa itu mengulangi ketergantungan-Nya sepenuhnya kepada Bapa.[9]
Pada awal doa, Yesus memohonkan kemuliaan-Nya kepada Bapa, karena tugas-Nya telah selesai, kemudian melanjutkan dengan doa syafaat untuk keberhasilan pekerjaan para murid-Nya dan komunitas para pengikut-Nya.[7]
Tema kunci doa ini adalah pemuliaan Sang Bapa. Dalam bagian pertama, Yesus berbicara dengan Bapa mengenai hubungan mereka, jadi secara tidak langsung mengulangi kepada murid-murid-Nya.[10] Kemudian, mengenang hakikat hubungan mereka, Yesus memohon kepada Bapa untuk memuliakan-Nya seperti Ia telah memuliakan Bapa selama pelayanan-Nya di dunia - merujuk kepada tema kehidupan kekal, yang dicatat dalam Yohanes 17:3:[10]
Doa Perpisahan ini terdiri dari lima permohonan sebagai berikut:[7]
Dua permohonan terakhir adalah untuk kesatuan, dengan ciri-ciri:
di mana permohonan yang terakhir ini adalah untuk kesatuan kekal Yesus dan para pengikut-Nya.[10]
Rujukan kepada "nama-Mu" dalam Yohanes 17:6 dan Yohanes 17:26 menekankan pentingnya Nama Allah dalam Kekristenan, di mana dalam pengajaran Kristen (misalnya oleh Sirilus dari Aleksandria) telah dilihat sebagai mewakili seluruh sistem "kebenaran ilahi" yang diungkapkan kepada orang beriman "yang percaya dalam nama-Nya" sebagaimana dalam Yohanes 1:12.[11][12]
Yesus berdoa kepada "Bapa-Nya" dalam pasal ini dengan menyebut Allah Bapa enam kali sebagai "Bapa"(bahasa Yunani: πατηρ, pater, Yohanes 17:1, 5, 21, 24), "Bapa yang kudus" (bahasa Yunani: πατηρ ἅγιε, pater hagie, Yohanes 17:11) dan "Bapa yang adil" (bahasa Yunani: πατηρ δικαιε, pater dikaie, Yohanes 17:25). Ini merupakan satu-satunya pemunculan dalam Perjanjian Baru di mana bentuk-bentuk vokatif αγιε dan δικαιε, digunakan untuk penyebutan langsung kepada Allah.[13]
Doa Yesus yang terakhir untuk para murid-Nya menunjukkan keinginan-Nya yang mendalam bagi semua orang percaya, baik dahulu maupun sekarang. Doa ini juga merupakan suatu teladan yang diilhamkan Roh tentang bagaimana semua gembala sidang harus mendoakan jemaat mereka, dan bagaimana orang-tua harus mendoakan anak-anak mereka. Dengan berdoa untuk mereka yang berada di bawah pengawasan kita, perhatian terbesar haruslah:
Artikel utama: Yohanes 17:21, Supaya mereka semua menjadi satu, Ut omnes unum sint, dan Ut Unum Sint |