Yohanes 8 | |
---|---|
Kitab | Injil Yohanes |
Kategori | Injil |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Baru |
Urutan dalam Kitab Kristen | 4 |
Yohanes 8 (disingkat Yoh 8) adalah bagian dari Injil Yohanes pada Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen, menurut kesaksian Yohanes, seorang dari Keduabelas Rasul pertama Yesus Kristus.[1][2]
Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam pasal ini terjadi di Bukit Zaitun (ayat 1) dan Yerusalem (ayat 2 dan seterusnya).
Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam pasal ini terjadi satu hari setelah selesainya perayaan Pondok Daun, berdasarkan Yohanes 7:37, yaitu sekitar 6 bulan sebelum masa sengsara-Nya yang jatuh pada hari-hari perayaan Paskah Yahudi pada tahun berikutnya.
Kalimat ini merupakan sambungan dan sekaligus perbandingan dengan ayat sebelumnya Yohanes 7:53. Di ayat tersebut tertulis bahwa orang-orang "pulang, masing-masing ke rumahnya," dan di ayat ini dilanjutkan "tetapi Yesus" tidak mempunyai tempat untuk "meletakkan kepala-Nya" (lihat Lukas 9:58) dan melewatkan malam hari itu di Bukit Zaitun.[4] Bukit Zaitun adalah bukit yang terletak di sebelah timur Yerusalem, dipisahkan dari kota itu oleh lembah Kidron.[5] Jaraknya tidak sampai "seperjalanan Sabat"[6] dari Yerusalem.[7]
Referensi silang: Imamat 20:10; Ulangan 22:22; Ayub 31:11
Hukum mengenai perzinahan tertulis dalam kumpulan kitab Taurat terutama dalam Kitab Imamat dan Kitab Ulangan. Dalam kedua kitab tersebut tertulis bahwa: "pastilah keduanya dihukum mati, baik laki-laki maupun perempuan yang berzinah itu."[10]
Kata-kata ini tidak boleh dipergunakan sebagai peluang untuk tidak menghukum dosa di dalam gereja, atau menganggap remeh dosa sesama orang Kristen. Sikap semacam itu memutarbalikkan ajaran Alkitab terhadap dosa antara umat Allah.
Merujuk kepada peranan Mesias yang disebutkan dalam Kitab Yesaya pasal 49 sebagai "terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang daripada-Ku sampai ke ujung bumi"[15]
Artikel utama: Yesus dan perempuan yang berzinah |
Bagian Yohanes 7:53–8:11 yang memuat kisah "Yesus dan perempuan yang berzinah" dalam bahasa Latin dikenal dengan judul Pericope Adulterae[19] atau Pericope de Adultera. Nas ini diperdebatkan keasliannya, karena tidak ditemukan dalam sejumlah naskah bahasa Yunani kuno tertua yang masih ada, yaitu dalam dua naskah papirus abad ke-3 yang merupakan saksi bagi Injil Yohanes - P66 dan P75; atau dari abad ke-4 Codex Sinaiticus dan Vaticanus, meskipun semua empat naskah ini tampaknya mengakui adanya nas ini dengan penandaan diakritik pada lokasi yang seharusnya. Sebaliknya, sebagian besar naskah kuno Injil Yohanes dalam beberapa terjemahan bahasa kuno memuat bagian ini, antara lain: mayoritas Vetus Latina (Latin kuno), Vulgata (Codex Fuldensis), beberapa naskah Suryani, naskah Koptik dari dialek Bohairik, beberapa naskah Armenia, dan terjemahan-terjemahan Etiopia; Didascalia (abad ke-3), Didymus the Blind (~313–398), Ambrosiaster (abad ke-4), Ambrose (wafat tahun 397), John Chrysostom (wafat tahun 407), Jerome (wafat tahun 420), Augustinus (wafat tahun 430); Codex Bezae (abad ke-5), Codex Basilensis A. N. III. 12 (abad ke-8), Codices abad ke-9: Boreelianus, Seidelianus I, Seidelianus II, Cyprius, Campianus, Nanianus, juga Tischendorfianus IV dari abad ke-10, Codex Petropolitanus.
Hieronimus (atau disebut Jerome) melaporkan bahwa pericope adulterae ditemukan pada tempat biasanya di "banyak naskah Yunani dan Latin" di Roma dan di Latin Barat pada akhir abad ke-4. Ini didukung oleh beberapa bapa gereja dari abad ke-4 dan ke-5 M; termasuk Ambrose, dan Augustinus. Augustinus menulis bahwa nas ini rupanya secara tidak lazim sengaja dihilangkan pada sejumlah naskah dengan tujuan untuk menghindari kesan bahwa Kristus mengizinkan perzinahan:
"Orang-orang tertentu yang imannya kurang, atau bahkan musuh-musuh iman yang benar, takut, aku rasa, jangan-jangan istri-istri mereka harus diberi pengampunan dalam berbuat dosa, membuang dari naskah-naskah mereka tindakan Tuhan mengampuni perempuan yang berzinah, seakan-akan Ia yang berkata, Jangan berbuat dosa lagi, telah memberi izin untuk berbuat dosa."[20]