Palembang

ڤاليمبڠ
Sumatra Sumatra Selatan
Lambang Palembang ڤاليمبڠ.
Lokasi Palembang ڤاليمبڠ di pulau Sumatra.
Cogan kata: Palembang EMAS Darussalam
Julukan: "Bumi Sriwijaya"
"Vanesia dari Timur"
"Bandar Pempek"
Hari jadi 17 Jun 683; 1340 tahun yang lalu (683-06-17)
Wali Kota H. Harnojoyo, S.Sos
Wilayah 400.61
Kelurahan 107
Penduduk
 -Kepadatan
1843488
4102
Suku bangsa
Senarai
Bahasa Melayu Palembang, Musi, Indonesia, Jawa, Sunda, Batak
Agama Islam 92,53%
Buddha 3,75%
Kristen 3,72
Protestan 2.23%
Katolik 1,49%
Hindu 6%
Kong Hucu 2%[2]
Koordinat 2°59′30″S 104°45′49″E / 2.991732°S 104.763473°E / -2.991732; 104.763473
Kod telefon +62 711
Pelabuhan Pelabuhan Boom Baru

Palembang (Jawi: ڤاليمبڠ) adalah satu bandar besar dan ibu negeri wilayah Sumatera Selatan, Indonesia. Bandar ini dulu pernah menjadi pusat empayar Srivijaya. Bukit Siguntang, di bahagian barat Kota Palembang, hingga sekarang masih dikeramatkan banyak orang dan dianggap sebagai bekas pusat kesucian di masa lalu.

Palembang merupakan bandar tertua di Indonesia, hal ini didasarkan dari Batu Bersurat Kedukan Bukit yang diketemukan di Bukit Siguntang sebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota yang merupakan ibukota Kerajaan Sriwijaya pada tarikh 16 Jun 682 Masihi. Maka tarikh tersebut dijadikan patokan hari lahir Kota Palembang.[perlu rujukan]

Bandar ini diserang beberapa kali oleh kekuatan asing, di mana kerosakan terparah terjadi saat penyerangan pasukan Jawa tahun 990 dan pencerobohan kerajaan Chola tahun 1025. Namun sekarang bandar ini tengah berbenah dan semakin mempercantik diri untuk menjadi sebuah bandar antarabangsa.

Kota Palembang sendiri sampai saat ini menjadi pusat pelancongan air terindah yang berjuluk "Venice of the East". Makanan istimewa daerah Palembang adalah pempek Palembang, Kemplang, Model, Tekwan.[perlu rujukan]

Agama Konfusian

Nama Palembang dari masa ke masa

Terdapat sebatang sungai yang dikenali sebagai sungai Musi mengalir di bandar Palembang.

Sejarah

Fasa Kerajaan Sriwijaya

(Lihat: Kerajaan Sriwijaya )

Prasasti Kedukan Bukit bernombor 682 Masihi merupakan prasasti tertua yang dijumpai di Palembang. Prasasti ini menceritakan adanya pasukan besar yang datang dari Minanga Tamwan dengan perasaan suka cita. Sejarawan merujuk nombor pada prasasti ini sebagai hari lahir Sriwijaya, walaupun kemungkinan Palembang telah menjadi ibu kota kerajaan sebelum tahun tersebut. [perlu rujukan]

Pada tempoh 850 - 1025 Masihi, Palembang merupakan bandar terkaya di Asia Tenggara, hal ini seiring dengan kemakmuran perdagangan Kerajaan Sriwijaya. Selain menjadi pusat perdagangan Timur Jauh, pada masa ini Palembang juga menjadi pusat pengajaran agama Buddha. Para pelajar dari China lebih banyak singgah di bandar ini untuk mempelajari agama Buddha sebelum melanjutkannya di India.[perlu rujukan]

Pada tahun 990, Dharmawangsa dari Kerajaan Medang menyerang Palembang. Pada penyerangan ini istana kerajaan diserbu dan Palembang luluh lantak. Namun Culamanivarmadeva, raja yang berkuasa ketika itu, dapat menguasai keadaan dan memukul balik pasukan Jawa untuk kembali ke Medang. Palembang yang makmur itu kembali mendapat serangan dari pihak asing. Rajendra Chola dari Kerajaan Chola menjarah Palembang pada tahun 1025. Setelah menghancurkan Palembang dan menawan rajanya, tentera Chola menjarah harta kerajaan yang melimpah ruah sebagai harta rampasan perang.[perlu rujukan]

Dengan penyerangan ini situasi kerajaan tidak terkawal yang mengakibatkan pindahnya ibukota Sriwijaya ke Jambi. Sejak perpindahan ini Palembang hanya menjadi bandar pelabuhan sederhana yang tidak bererti lagi bagi para peniaga asing.[perlu rujukan]

Fasa Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya

Setelah keruntuhan Sriwijaya, tidak ada kuasa besar yang mengawal bandar. Pada masa itu di Palembang dan sekitarnya bermunculan kuasa-kuasa tempatan seperti kumpulan Panglima Bagus Kuning di hilir Sungai Musi, kumpulan Si Gentar Alam di daerah perbukitan, kumpulan Tuan Bosai dan Junjungan Kuat di daerah hulu Sungai Komering, kumpulan Panglima Gumay di sepanjang Bukit Barisan, dan sebagainya. ((fact)) Selain itu beberapa peniaga China menjadikan bandar ini sebagai pangkalan perniagaan mereka. Orang Laut juga menjadikan Palembang sebagai markas mereka sebagai bajak laut.[perlu rujukan]

Pada fasa inilah muncul putera Sriwijaya yang terakhir, Parameswara. Setelah penyerangan Majapahit ke Palembang, Parameswara bersama Sang Nila Utama pergi melarikan diri ke Tumasik. Di sana ia membunuh gabenor Tumasik yang berkebangsaan Thai. Sewaktu pasukan Thai akan menyerang Tumasik, Parameswara bersama pengikutnya pindah ke Melaka di Semenanjung Malaya, dan mendirikan Kerajaan Melaka. Parameswara memeluk Islam untuk berkahwin dengan puteri Samudera Pasai dan mengganti namanya menjadi Sultan Iskandar Shah. Melaka berkembang pesat pada abad ke-15 sehingga Parameswara menjadi sebagai penguasa tunggal perairan Selat Melaka dan sekitarnya, bahkan Palembang akhirnya berada di bawah pengaruhnya.[perlu rujukan]

Fasa Kesultanan Palembang Darussalam

(Rencana | Kesultanan Palembang)

Hancurnya Majapahit di Jawa secara tidak langsung memberikan andil pada kekuatan lama hasil dari Ekspedisi Pamalayu di Sumatera. Beberapa tokoh penting di balik hancurnya Majapahit seperti Raden Patah, Ario Dillah (Ario Damar), dan Pati Unus merupakan tokoh-tokoh yang erat kaitanya dengan Palembang. Setelah Kesultanan Demak yang merupakan pengganti Majapahit di Jawa berdiri, di Palembang tak lama kemudian berdiri pula Kesultanan Palembang Darussalam dengan "Susuhunan Abddurrahaman Khalifatul Mukmiminin Sayyidul Iman" sebagai raja pertamanya. Kerajaan ini mengahwinkan dua kebudayaan, maritim peninggalan dari Sriwijaya dan agraris dari Majapahit dan menjadi pusat perdagangan yang paling besar di Semenanjung Melayu pada masanya. Salah satu raja yang paling terkenal pada masa ini adalah Sultan Mahmud Badaruddin II yang sempat menang tiga kali pada pertempuran melawan Eropah (Belanda dan Inggeris).[perlu rujukan]

Fasa Kolonialisme

Jembatan Ampera

Setelah jatuhnya Kesultanan Palembang Darussalam pasca kekalahan Sultan Mahmud Badaruddin II pada pertempuran besar yang melibatkan Jeneral de Kock, Palembang nyaris menjadi kerajaan bawahan. Beberapa sultan selepas Sultan Mahmud Badaruddin II yang menyatakan menyerah kepada Belanda, berusaha untuk memberontak tetapi kesemuanya gagal dan berakhir dengan pembumihangusan bangunan kesultanan. Setelah itu Palembang dibahagikan menjadi dua Keresidenan besar, dan pemukiman di Palembang dibahagi menjadi daerah Ilir dan Ulu.[perlu rujukan]

Sekarang

Kota Palembang telah dicanangkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai "Kota Wisata Air" pada tarikh 27 September 2005. Presiden mendedahkan bahawa Palembang dapat dijadikan bandar pelancongan air seperti Bangkok di Thailand dan Phnom Penh di Kemboja. Tahun 2008 Kota Palembang menyambut kunjungan wisata dengan nama "Visit Musi 2008".[perlu rujukan]

Masa Depan

Palembang sekarang menjadi kota metropolitan di Indonesia yang menganjurkan pesta sukan-sukan Internasional. Pada 2011 Palembang menganjurkan Sukan SEA 2011 dan pada 2018 menjadi tuan rumah Sukan Asia 2018 yang juga diadakan di Jakarta.[perlu rujukan]

Keadaan Geografi

Letak Geografi

Secara geografi, Palembang terletak pada 2 ° 59'27 .99 "LS 104 ° 45'24 .24" BT. Luas wilayah Kota Palembang adalah 102,47 Km ² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari paras laut. Letak Palembang cukup selesa kerana dilalui oleh jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan antar daerah di Pulau Sumatera. Selain itu di Palembang juga terdapat Sungai Musi, yang dilintasi Jambatan Ampera, yang berfungsi sebagai sarana pengangkutan dan perdagangan antar wilayah.[perlu rujukan]

Iklim dan Topografi

Iklim Palembang merupakan iklim kawasan tropika dengan angin lembap nisbi, kelajuan angin berkisar antara 2,3 km / jam - 4,5 km / jam. Suhu bandar berkisar antara 23,4 - 31,7 derajat celsius. Curah hujan per tahun berkisar antara 2.000 mm - 3.000 mm. Kelembaban udara berkisar antara 75 - 89% dengan rata-rata penyinaran matahari 45%. Topografi tanah relatif datar dan rendah. Hanya sebahagian kecil wilayah bandar yang tanahnya terletak pada tempat yang agak tinggi, iaitu pada bahagian utara bandar. Sebahagian besar tanah adalah daerah berawa sehingga pada saat musim hujan daerah tersebut tergenang. Ketinggian rata-rata antara 0 - 20 mdpl.[perlu rujukan]

Pada tahun 2002 suhu minimum kota terjadi pada bulan Oktober 22,70 C, tertinggi 24,50 C pada bulan Mei. Sedangkan suhu maksimum terendah 30,40 C pada bulan Januari dan tertinggi pada bulan Sepetember 34,30 C. Tanah dataran tidak tergenang air: 49%, tanah tergenang bermusim: 15%, tanah tergenang terus menerus: 37% dan jumlah sungai yang masih berfungsi 60 buah (daripada jumlah dahulu 108) sisanya berfungsi sebagai saluran pembuangan primer.

Tropika lembap nisbi, suhu di antara 220-320 celcius, curah hujan 22-428 mm / tahun, pengaruh pasang surut antara 3-5 meter, dan ketinggian tanah rata-rata 12 meter dpl. Jenis tanah kota Palembang berlapis alluvial, liat dan berpasir, terletak pada lapisan yang paling muda, banyak mengandungi minyak bumi, yang juga dikenali dengan lembah Palembang - Jambi. Tanah relatif datar dan rendah, tempat yang agak tinggi terletak dibagian utara bandar. Sebahagian bandar Palembang digenangi air, terlebih lagi bila berlaku hujan terus menerus.

Batas Wilayah

((Batas_USBT | Utara = Desa Pangkalan Benteng, Desa Gasing dan Desa Kenten, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin | Selatan = Desa Bakung Kecamatan Inderalaya Kabupaten Ogan Ilir dan Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim | Barat = Desa Sukajadi Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin | Timur = Balai Makmur Kecamatan Banyuasin I [[Kabupaten Banyuasin]

Keselamatan

Kodam II Sriwijaya

Kecamatan

Kota Palembang dibahagikan ke dalam 16 kecamatan dan 107 kelurahan, kecamatan-kecamatan tersebut iaitu:

Demografi

Penduduk

Gadis Palembang

Penduduk Palembang merupakan etnik Melayu, dan menggunakan Bahasa Melayu yang telah disesuaikan dengan dialek tempatan yang kini dikenali sebagai bahasa Melayu Palembang. Namun para pendatang seringkali menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari, seperti bahasa Komering, Rawas, Musi dan Lahat. Pendatang dari luar Sumatera Selatan terkadang juga menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari dalam keluarga atau komuniti kedaerahan. Namun untuk berkomunikasi dengan warga Palembang lain, penduduk umumnya menggunakan bahasa Melayu Palembang sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Selain penduduk asli, di Palembang terdapat pula warga pendatang dan warga keturunan, seperti dari Jawa, Minangkabau, Madura, Bugis, dan Banjar. Warga keturunan yang banyak tinggal di Palembang adalah Cina, Arab dan India. Kota Palembang mempunyai beberapa wilayah yang menjadi ciri khas dari suatu komunitas seperti Kampung Kapitan yang merupakan wilayah Komunitas Cina dan Kampung Al-Munawwar yang merupakan wilayah Komunitas Arab.

Agama

Berdasarkan Banci Penduduk 2015, peratusan agama penduduk Kota Palembang adalah Islam 91.93%, Buddha 3.46%, Protestan Kristen 2.87%, Katolik 1.65%, Hinduisme 0.08% dan Confucian 0.01%. Agama majoriti di Palembang adalah Islam.

Agama di Kota Palembang
Agama Persen
Islam
  
91.93%
Buddha
  
3.46%
Kristen Protestan
  
2.87%
Katolik
  
1.65%
Hindu
  
0.08%
Konfusianisme
  
0.01%

Dalam rekod sejarahnya, Palembang pernah menerapkan undang-undang tertulis berdasarkan syariat Islam, yang berasal dari buku Simbur Cahaya. Di samping itu terdapat juga Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Confucian.[perlu rujukan]

Bahasa

Rencana utama: bahasa Palembang

Bahasa yang digunakan oleh orang-orang sehari-hari Palembang ialah bahasa Melayu Palembang yang diucapkan oleh hampir seluruh masyarakat. Di samping itu, masyarakat imigran juga sering menggunakan bahasa serantau mereka jika mereka berkomunikasi dengan sesama masyarakat. Bahasa Melayu Palembang ialah dialek tempatan bahasa Melayu yang juga bahasa lingua franca atau bahasa penyatuan wilayah Sumatera Selatan. Penutur bahasa Melayu Palembang dianggarkan mempunyai 3.1 juta penduduk yang tersebar di seluruh wilayah Palembang dan di sekitarnya.[3]

Pelancongan

Objek Wisata

Seni dan Budaya

Sejarah tua Palembang serta masuknya para pendatang dari wilayah lain, telah menjadikan bandar ini sebagai bandar multi-budaya. Sempat kehilangan fungsi sebagai pelabuhan besar, penduduk bandar ini lalu mengadopsi budaya Melayu pesisir, kemudian Jawa. Sampai sekarang pun hal ini boleh dilihat dalam budayanya. Salah satunya adalah bahasa. Kata-kata seperti "lawang (pintu)", "gedang (pisang)", adalah salah satu contohnya. Gelar kebangsawanan pun bernuansa Jawa, seperti Raden Mas / Ayu. Makam-makam peninggalan masa Islam pun tidak berbeza bentuk dan coraknya dengan makam-makam Islam di Jawa.

Seni yang terdapat di Palembang antara lain:

Kota Palembang juga selalu mengadakan pelbagai festival setiap tahun antara lain "Festival Sriwijaya" setiap bulan Jun dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Palembang, Festival Bidar dan Perahu Hias merayakan Hari Kemerdekaan, serta berbagai festival memperingati Tahun Baru Hijriah, Bulan Ramadhan, dan Tahun Baru Masihi .

Makanan Khas

Pempek merupakan makanan khas Palembang yang telah terkenal seantero nusantara]] Bandar ini memiliki komuniti Cina cukup besar. Makanan seperti pempek atau tekwan yang diperbuat dari ikan mengesankan "Chinese taste" yang kental pada masyarakat Palembang.

Sukan

Stadium Gelora Sriwijaya dibina dalam rangka penyelenggaraan Pekan Sukan Nasional XVI pada tahun 2004. Stadium ini terletak di daerah Jakabaring, di bahagian selatan Palembang. Bentuk dari stadium diilhami dari bentuk paparan perahu terkembang dan diberi nama berdasarkan kebesaran Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang pada masa lampau. Di stadium berkapasiti 40.000 tempat duduk ini pernah digelar dua perlawanan dalam lanjutan Piala Asia AFC 2007, iaitu babak penyisihan kumpulan D antara ((timnas | Arab Saudi)) dan ((timnas | Bahrain)) serta perebutan tempat ke-tiga antara ((timnas | Korea Selatan)) dengan ((timnas | Jepun)).

Selain itu, stadium ini merupakanhomebasebagi kelab bola sepak Palembang, Sriwijaya Football Club Sriwijaya FC yang merupakan kelab bola sepak kebanggaan masyarakat Palembang.

Dan juga Palembang memiliki sebuah kelab bola tampar bernama Palembang Bank SUMSELBABEL.

Pusat-pusat Perbelanjaan

Hotel

Hotel-hotel berbintang di Palembang antara lain:

Pendidikan

Universiti di Palembang:

Universiti Sriwijaya saat ini menduduki urutan ke-15 Universiti Terbaik di Indonesia versi Webometrics Januari 2010. Kedudukan Universiti Sriwijaya dalam pemeringkatan World Class University versi Webometrics terus mengalami peningkatan sejak edisi Januari 2009 (peringkat ke-37), edisi Julai 2009 (peringkat ke-29), dan edisi Julai 2010 (peringkat ke-15). Untuk wilayah sumatera, Universiti Sriwijaya menduduki peringkat ke-1 yang kemudian diikuti oleh Universiti Lampung (Unila), Universiti Sumatera Utara (USU) dan Universiti Riau (Unri).

Pengangkutan

Warga Palembang banyak menggunakan bas dan pengangkutan bandar sebagai sarana pengangkutan. Selain menggunakan bas dan "angkot", teksi juga banyak digunakan oleh masyarakat di sini. Terdapat beberapa syarikat teksi yang beroperasi di penjuru kota. Selain teksi dan pengangkutan bandar di Palembang dapat dijumpai "bajaj" yang berperanan sebagai pengangkutan perumahan, dimana setiap "bajaj" mempunyai kod warna tertentu yang hanya boleh beroperasi di wilayah tertentu di kota Palembang. Sebagai sebuah bandar yang dilalui oleh beberapa sungai besar, masyarakat Palembang juga mengenal pengangkutan air, yang disebut "ketek". Ketek ini menyeberang sungai melalui pelbagai dermaga di sepanjang Sungai Musi, Ogan dan Komering. Baru-baru ini telah dibuka jalur kereta komuter yang diperuntukkan bagi mahasiswa Universiti Sriwijaya yang menggunakan laluan Kertapati-Indralaya. Selain itu, pada awal tahun 2010 laluan pengangkutan bandar dan bas bandar di beberapa bahagian bandar akan digantikan oleh kenderaan awam baru berupa bas Trans Musi yang serupa dengan bas Trans Jakarta di Kuala Lumpur. Hal ini akan terus dilakukan secara berperingkat di bahagian bandar yang lain dengan tujuan untuk mengurangkan jumlah kenderaan awam di Palembang yang semakin banyak dan tidak terkawal jumlahnya serta mengurangkan kesesakan kerana kenderaan ini mempunyai laluan laju khusus yang terpisah dari kenderaan lain.

Palembang memiliki sebuah Lapangan Terbang Antarabangsa iaitu Lapangan Terbang Antarabangsa Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II). Lapangan terbang ini terletak di barat laut Palembang, menyediakan perkhidmatan penerbangan domestik dan antarabangsa. Lapangan terbang ini juga menjadi embarkasi Haji bagi warga Sumatera Selatan. Penerbangan domestik sahaja menyediakan perkhidmatan ke Palembang ke Jakarta, Bandung, Batam, Pangkal Pinang, dan bandar-bandar lain, sedangkan penerbangan antarabangsa disediakan untuk ke Singapura, Kuala Lumpur, Melaka, Cina, dan Thailand.

Palembang juga mempunyai tiga pelabuhan utama iaitu Boom Baru, Pelabuhan 36 Ilir, dan Pelabuhan Tanjung Api Api. Ketiga pelabuhan ini menyediakan pengangkutan penumpang menggunakan feri ke Muntok (Bangka) dan Batam. Saat ini sedang dibina pelabuhan Tanjung Api-api yang menyediakan pengangkutan penumpang dan barang masuk dan keluar Sumatera Selatan.

Media

Televisyen

Seluruh media televisyen kebangsaan saat ini sudah siaran di Palembang. TVRI, dan swasta lain juga berpusat di Kuala Lumpur: RCTI, SCTV, TPI, ANTV, Indosiar, Metro TV, Trans TV, Trans 7, TvOne, Global TV, Sky Tv.

Dan Televisyen Tempatan seperti Palembang Tv (Pal Tv), Sriwijaya Tv.

Surat khabar

Beberapa surat khabar yang diterbitkan di antara lain Kompas, The Djakarta Pos, Sumatera Express, Sriwijaya Post, Sumsel Post, Palembang Post, Palembang Express, Seputar Indonesia, Radar Palembang, Berita Pagi.

Radio

Tokoh-tokoh berdarah Palembang

Budayawan:

Politik

Pahlawan:

Artis:

News Anchor / Presenter

Lain-Lain

Group Band:

Tim Sepakbola

Prestasi

Beberapa prestasi Kota Palembang:

Bandar kembar

Sebagai sebuah bandar metropolitan di Indonesia, Kerajaan Kota Palembang juga bekerjasama dengan bandar-bandar lain di dunia sehingga hubungan budaya dan hubungan sosial antara penduduk didirikan. Berikut adalah bandar-bandar berkembar yang membentuk perkongsian dengan Palembang.

Lihat juga

Pautan luar

Referensi

  1. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2003.
  2. ^ Ralat petik: Tag <ref> tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernama SUMSEL2019
  3. ^ "A Language of Indonesia: Musi". Ethnologue: Languages of the World. Dicapai pada 17 Februari 2019. Penggunaan bahasa Palembang digunakan di kalangan masyarakat untuk berkomunikasi setiap hari dan juga bahasa Palembang dipelajari oleh suku-suku lain di provinsi Sumatera Selatan yang memiliki berbagai bahasa dialek sehingga bahasa Palembang digunakan sebagai bahasa perdagangan. Penggunaan bahasa Indonesia dan asing juga tersebar luas, terutama di dunia pendidikan. Bahasa Palembang juga bercakap di timur laut Lampung, sebahagian kecil di Jambi dan Bengkulu.
  4. ^ "Domo frente a la Terminal de transportes de Neiva es símbolo de la unión con Indonesia" (dalam bahasa Spanyol). El Tiempo. 17 May 2010. Dicapai pada 22 August 2017.CS1 maint: unrecognized language (link)
  5. ^ "The Indonesian twin sister of Venice: Palembang" (dalam bahasa Itali). Facciunsalto.it. 20 Jun 2016. Dicapai pada 4 Februari 2019.