Laksa 喇沙 لقسا | |
---|---|
Nama lain | Bihun laksa |
Sajian | Utama |
Tempat asal | Malaysia Singapura Indonesia Thailand |
Daerah | Asia Tenggara |
Dibuat oleh | Orang Melayu, Orang Tionghoa, Orang Betawi |
Suhu penyajian | Panas |
Bahan utama | Mi laksa atau bihun beras, santan kelapa, sup kari |
Variasi | Laksa, laksa asam, laksa kari, laksa nyonya, laksa lemak, laksa benteng, laksa Phuket |
Sunting kotak info • L • B | |
Laksa adalah makanan berjenis mie berkuah bumbu rempah khas kebudayaan Peranakan yang memadukan elemen Tionghoa, Melayu dan berbagai etnis lainnya. Hidangan ini populer di kalangan Tionghoa dan beragam etnis di Asia Tenggara, terutama di Singapura, Malaysia, Thailand dan Indonesia.[1]
Laksa mempunyai beberapa jenis, yang paling dikenal adalah yang berjenis laksa Penang, bentuk mi-nya bulat putih dan sedikit tebal. Di Indonesia juga terdapat beberapa jenis laksa seperti laksa benteng, laksa Bogor dan laksa Betawi. Nama Laksa diambil dari bahasa Sanskerta yakni 'laksha' yang mempunyai arti banyak, menunjukkan bahwa mi Laksa dibuat dengan berbagai bumbu.
Berdasarkan penuturan Denys Lombard (pakar ilmu adat ketimuran berkebangsaan Perancis) dalam bukunya yang berjudul Le carrefour Javanais: Essai d'histoire globale II (bahasa Perancis yang berarti berarti "Persimpangan Jawa: Esai dalam Sejarah Global II"), salah satu catatan kuno yang menyinggung mengenai Laksa (sebagai hidangan mi) hanya dapat ditemukan dalam prasasti Biluluk berbahasa Jawa Kuno yang berasal dari tahun 1391 era Kemaharajaan Majapahit yang menyebutkan kata Haṅlaksa (ejaan modern: Hanglaksa),[2][3] yang mana kata bahasa Jawa Kuno tersebut memiliki arti "kang laksa" atau "pembuat mi" secara harfiah.[4] Kata dalam bahasa Jawa Kuno tersebut ditengarai diserap dari istilah dalam bahasa Sanskrit, yakni lakhshah yang berarti "seratus ribu", walaupun kata dalam bahasa Sanskrit ini tidak memiliki indikasi kaitan apapun dengan hidangan mi ini secara general; namun kata "-shah" di akhir kata menandakan bahwa kata ini berkemungkinan besar dipengaruhi oleh terminologi Persia Kuno.
Artikel utama: Laksa khas Indonesia |
Di Indonesia sendiri, ada berbagai macam Laksa yang dikembangkan mengikuti cita rasa selera lokal dan tradisi kuliner masyarakat setempat. Di antara varian Laksa khas Indonesia yang populer ialah:
Artikel utama: Laksa Banjar |
Laksa Banjar memiliki tampilan yang berbeda dari laksa pada umumnya, mi laksa di Laksa Banjar biasanya tak terurai, tetapi dijalin menjadi satu sehingga membentuk satu kesatuan seperti gulungan. Untuk kuahnya, Laksa Banjar biasanya menggunakan campuran ikan haruan yang telah melalui proses penghalusan terlebih dahulu.[5] Warna kuah Laksa Banjar biasanya cenderung berwarna oranye pasi karena juga mengandung sedikit campuran Sambal Habang (jenis sambal merah khas Banjarmasin).[5]
Artikel utama: Laksa Bogor |
Kekhasan Laksa Bogor terdapat pada penggunaan Oncom yang biasanya dipanggang terlebih dahulu. Terkadang juga dapat disantap dengan Ketupat maupun Perkedel sebagai pelengkap hidangan.[6] Kuah pada Laksa Bogor biasanya menggunakan campuran berbagai bumbu khas yang dicampur dengan santan,[6] dan berwarna kuning kehijauan.[6]
Artikel utama: Laksa Betawi |
Berdasarkan sejarahnya, Laksa Betawi sebenarnya merupakan pengembangan dari Laksa Cibinong yang awalnya dikembangkan di daerah Kecamatan Cibinong di Kabupaten Bogor. Namun, variasi Laksa Betawi menjadi lebih populer daripada pendahulunya dikarenakan mendapat eksposur yang lebih besar. Pada tahun 1988, Laksa Betawi pernah dinobatkan sebagai salah satu hidangan pemenang dalam Betawi Food Festival (terj. har. "Festival Makanan Betawi") pada perayaan HUT ke-26 Hotel Indonesia di Jakarta.[7]
Artikel utama: Laksa Cibinong |
Artikel utama: Laksa Jepara |
Artikel utama: Laksa Medan |
Artikel utama: Laksa Tangerang |